SPACE IKLAN

header ads

Tim SAR Berhasil Evakuasi Penumpang Kapal Terbakar di Selat Lombok

Tim SAR Mataram saat melakukan evakuasi terhadap Kapal yang terbakar dan ini merupakan simulasi.

WARTABUMIGORA. LOMBOK BARAT -- Sebuah kapal kayu berbendera Myanmar berwarna merah bergaris hitam dengan POB delapan orang terbakar di Selat Lombok dengan perkiraan titik koordinat 08° 38’ 55.73"S - 115° 58' 8.30”E pada Selasa (15/9) pukul 07.00 WITA.

Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Mataram menerima laporan dari bapak Alex pada pukul 09.07 WITA. Kepala Seksi Operasi dan Siaga Muhdar selaku SMC (SAR Mission Coordinator) memerintahkan personilnya untuk bergerak cepat, serta langsung berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Lanal Mataram, Dit Pol AIR, KUPP Lembar, Srop Lembar, Imigrasi Lembar dan unsur lainnya untuk melakukan pencarian bersama sesuai dengan Search Area yang telah ditentukan sebelumnya. 

Unsur-unsur yang terlibat dibagi menjadi tiga SRU (SAR Unit)yaitu SRU I menggunakan kapal Rescue Boat 220 Mataram, SRU II menggunakan Rigit Inflatable Boat (RIB) dan SRU III menggunakan Speed Boat milik Pol Air Polda NTB.

Setelah melakukan pencarian beberapa jam, pukul 11.20 WITA tim sar gabungan berhasil menemukan lima orang korban  pada Koordinat 08° 38’ 42.84"S - 115° 57' 55.80”E. Disusul oleh kapal MT. Corona yang berhasil mengevakuasi dua orang korban dan dibawa ke Makassar. Sebelumnya satu orang juga telah berhasil dievakuasi oleh kapal KM Vave yang dibawa ke Celukan Bawang, Buleleng-Bali.

Berkat sinergi dan koordinasi yang baik, tim SAR gabungan berhasil mengevakuasi dengan selamat seluruh korban yang merupakan pengungsi dari Myanmar. Selanjutnya para pengungsi telah diserahkan ke pihak imigrasi, IOM untuk penanganan lebih lanjut.

Situasi tersebut adalah bagian dari skenario simulasi yang dilakukan tim SAR gabungan dalam Latihan SAR Daerah (Latsarda) untuk penanganan kecelakaan kapal pengungsi.

Kepala Basarnas Mataram Nanang Sigit PH. Menjelaskan, simulasi ini dilakukan secara nyata seperti kondisi yang akan dihadapi saat ada kecelakaan kapal.

"Pencarian dan pertolongan merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan secara bersama, sehingga korban jiwa bisa diminimalisir," tuturnya, Selasa (15/9).

Menurutnya, pelatihan ini penting mengingat dari data yang ada, mayoritas  kejadian  yang  terjadi  di wilayah kerja Kantor Basarnas Mataram masih didominasi dengan operasi tentang kecelakaan kapal dan kondisi membahayakan manusia. Secara garis besar persentase kejadian yang membutuhkan pelayanan SAR di Wilayah Provinsi Nusa tenggara Barat memang tergolong sangat tinggi, dalam kurun waktu lima tahun terakhir jumlah kejadian yang ditangani oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Mataram rata – rata lebih dari 90 kejadian.

"Dengan latihan SAR bersama, dapat saling berkoordinasi setiap instansi dan menjalin keakraban untuk satu tujuan menyelamatkan jiwa manusia. Untuk kami, ini juga penting untuk membangun komunikasi dan sinergitas yang baik dengan seluruh instansi terkait," ungkap Nanang setelah menutup Latsarda secara resmi pada pukul 14.25 wita.

Latsarda dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 14 s/d 15 September 2020. Pada hari pertama merupakan pembukaan acara dan pemberian materi bagi para peserta. Hari berikutnya dilanjutkan dengan simulasi kecelakaan kapal dan penanganan pengungsi. (ll).


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar