SPACE IKLAN

header ads

Pemutaran Film G30S/PKI Mengenang Para Pahlawan Revolusi

Berita Nasional
HEADLINE NEWS
Oleh. Mell
Editor. L. Muhasan
3 Oktober 2021.

Jakarta Depok – Peristiwa kelam yang dialami bangsa Indonesia pada 1965 masih segar diingatan. Di mana pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) masih menjadi salah satu peristiwa terbesar yang terjadi di Indonesia.

Saat itu Komandan Batalyon I Resimen Tjakrabirawa Letkol (Inf) Untung Samsuri memerintahkan pasukan dari Resimen Tjakrabirawa untuk menculik sejumlah jenderal petinggi Angkatan Darat yang kemudian dikenal sebagai pahlawan revolusi.

Para korban dari petinggi militer yang kemudian dikenal sebagai Pahlawan Revolusi hingga kini terus dikenang masyarakat Indonesia. Jasad mereka ditemukan di sebuah sumur tua di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Salah satu pergolakan setelah Indonesia merdeka adalah peristiwa pemberontakan PKI. Kita biasa mengenalnya dengan G 30 S/PKI atau Gerakan 30 September/PKI. Peristiwa G30 S/PKI terjadi tahun 1965 di Indonesia. Peristiwa ini telah memberikan dampak besar bagi bangsa, bahkan beberapa dampak itu masih bisa kita rasakan hingga saat ini.

Di masa sekarang, peristiwa bersejarah ini memberikan banyak pembelajaran bagi generasi muda. Pemutaran ulang film G30S/PKI penting sebagai pengingat sejarah terutama untuk generasi milenial serta tidak menjadi polemik berkepanjangan di masyarakat.

Penayangan film ini merupakan hal penting karena peristiwa G30S/PKI sudah menjadi bagian sejarah bagi bangsa, sehingga pemerintah perlu memiliki satu suara dalam menunjukkan bahaya dari komunis, dan gambaran bahwa tidak berlakunya sistem komunis di Indonesia.

Pemutaran Film G30S/PKI Mengenang Para Pahlawan Revolusi/Ardi Purnomo

Menyikapi hal tersebut, ormas GIBAS yang diinisiasi DPD DKI Jakarta dan HMI Cabang Jakarta Selatan diwakili oleh Abdurahman Haris dan Mad Jufri menyelenggarakan NoBar (nonton bareng) bertempat di WarKop D’so Sina Family jl. Tole iskandar No 6, Sawangan Depok. Acara Nobar ini dimulai tepat pada pukul 19.30 WIB.

M. Ibnusina selaku Ketua Program menjelaskan bahwa. 

“Saat ini pemuda dan pemudi Indonesia harus semakin mawas diri terhadap ideologi-idelogi yang ada dan berkembang, terkhususnya Indonesia yang sudah mempunyai ideologi Pancasila." Katanya. 

Hal senada diungkapkan juga R. Aria Rielfaldhy Ketua DPD GIBAS DKI Jakarta. Ia menekankan agar peristiwa yang sempat menjadi polemik dengan apa yang diberitakan oleh mantan Panglima Gatot Nurmantyo mengenai keberadaan diaroma patung Suharto, Sarwo Edie Wibowo dan Ahmad Yani segera diselesaikan. Aria pun sempat mengutarakan keresahannya melihat beberapa peristiwa yang terjadi saat ini mengenai kedaulatan negara.

“Papua yang memanas dengan adanya beberapa prajurit TNI dan Nakes hilang nyawanya oleh teroris OPM agar segera diselesaikan, kalau didiamkan dan berlarut-larut tidak tertutup kemumgkinan disintegrasi bangsa akan terjadi. Timor – timur sudah terlepas dari NKRI, jangan sampai Papua pun mengalami hal yang sama,” jelasnya.

Tentang PKI

PKI adalah dari Partai Komunis Indonesia. Partai berlambang Palu Arit yang berlandaskan ideologi komunis. Ideologi yang menentang agama. Mereka mengatakan agama adalah candu. Mereka juga menentang konsep Ketuhanan Yang Maha Esa, yang ada pada Sila Pertama Pancasila, Sebelum peristiwa G 30 S/PKI, PKI merupakan partai berhaluan komunis terbesar nomor tiga di seluruh dunia setelah Partai Komunis Uni Soviet dan Partai Komunis Cina. PKI memiliki pengaruh yang begitu besar. Pengaruh yang besar itu bisa kita lihat dari kemenangan PKI pada pemilu 1955. PKI menduduki posisi keempat dengan pemilih sebanyak enam belas persen atau setara dengan dua juta orang.

G 30 S/PKI merupakan gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Gerakan ini dipimpin oleh DN Aidit yang saat itu merupakan ketua dari Partai Komunis Indonesia (PKI).

Bung Karno pernah berkata “’JasMerah’, jangan sekali kali lupakan sejarah, Karena itu, kita haruslah faham bagaimana penghianatan dan kekejaman yang dilakukan PKI kepada bangsa indonesia, Cegah Pemikiran PKI!. 

Dari peristiwa ini kita bisa belajar bahwa “Tuhan tidak mengubah nasib suatu bangsa sebelum Bangsa itu mengubah nasibnya Sendiri”. Generasi muda juga harus belajar bahwa sebagai penerus bangsa jangan pernah melihat masa depan dengan buta, kita harus pergunakan peristiwa masa lampau yang dapat dijadikan kaca bengala dari pada masa yang akan datang, seperti perkataan Presiden Indonesia 

“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang” – Bung Karno.


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar