Aksi tersebut mendesak pihak Camat Bolo untuk Mengaktifkan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) dan Badan Uasaha Milik Desa (BUMDes) sebagai Driving Force Distributor di Setiap Desa untuk menimalisir maraknya kelangkaan pupuk subsidi.
Kordinator Lapangan I Muhamad Ilyas menyampaikan, akibat kelangkaan pupuk subsisi jenis urea membuat sejumlah masyarakat yang ada di kecamatan terpaksa melakukan penjarahan bahkan memblokir jalan Negara akibat langkanya pupuk subsidi.
“Kita di Kecamatan Bolo bisa belajar pada Insiden yang terjadi di Desa Bolo Kecamatan Madapangga, akibat kelangkaan pupuk masyarakat terpaksa harus memblokir jalan dan berbenturan dengan aparat sampai memakan korban, jangan sampai hal itu terjadi di Kecamatan Bolo” katanya.
Menurutnya, dengan di aktifkannya BUMDesma dan BUMDes yang ada di Kecamatan Bolo sebagai Driving Force Distributor kasus kelangkaan pupuk tidak tidak akan terjadi lagi.
“Regulasinya sangat jelas, yakni PP Nomor 11 tahun 2021 tentang BUMDes, Pemerintah kecamatan tinggal mendesak Pemerintah desa untuk melakukan penyertaan modal untuk BUMDes,” jelas dia.
Selain itu dirinya juga menyinggu terkait minimnya kinerja KP3 Kecamatan Bolo dalam hal ini Camat Bolo, Polsek Bolo dan Danramil Bolo dalam mengawasi pendistribusian dan penyaluran Pupuk Subsidi Jenis Urea ke Pengecer.
“KP3 jangan tutup mata, Penjualan pupuk subsidi secara peketan sangat mencekik petani, padahal itu tidak di bolehkan,” ujar dia.
Dirinya berharap, agar KP3 dapat meningkatkan kinerjanya dalam mengawasi penyaluran pupuk subsidi yang ada di Kecamatan Bolo sehingga masyarakat tidak terbebani terkait masalah tersebut.
“Kami harap KP3 dapat berfungsi dengan baik di Kecamatan Bolo agar tidak ada lagi insiden yang mengakibatkan Instabilitas yang di akibatkan oleh masalah pupuk,” tutup dia.
0 Komentar