SPACE IKLAN

header ads

Hancurkan Jalan, Warga Dusun Seketi Tolak Galian C

 

Akses Jalan Hancur dan Kesulitan air bersih warga Dusun Seketi menolak Galian C.

Oleh. Mell.
Selasa.14 Juni ,2022.

MOJOKERTO - Ratusan warga Dusun Seketi Desa Jatidukuh Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto menggelar demo di lokasi tambang, Senin (13/6/2022). Mereka menuntut penutupan aktivitas galian C.

Warga sempat dihadang aparat keamanan menuju area pertambangan. Sempat terjadi dorong-mendorong antar warga dan aparat. Namun warga bersikukuh mendatangi area pertambangan.

“Kami minta penutupan penambangan galian c baik yang legal maupun ilegal, karena berdampak buruk bagi warga,” ungkap Toyyib warga pengunjukrasa.

Menurutnya, akses jalan utama menuju Dusun Seketi licin dan berlumpur. Jalan desa menjadi rusak dilalui truck dan alat berat setiap hari.

Kerusakan jalan ini berakibat korban kecelakaan saat melintas tersebut.

“Kondisi jalan sudah diketahui oleh pengusaha dan pemerintah Desa, namun tidak ada tindakan apa-apa,” terangnya.

Toyyib mengeluh sumur keruh dan asat (kering).

Menjadi aneh ketika penggunaan harus kekeringan. Sebelum adanya penambahan batuan ini air sumur mudah. Namun, kalau musim kemarau menjadi susah.

“Kami juga kesulitan air bersih, sejak adanya penambangan ini, mata air jadi asat. Sumur kering, karena sumber-sumber sudah rusak. Sekarang air tadah hujan. Padahal ini pegunungan, kok bisa susah air bersih,” tambahnya.

Aktivitas pertambangan batuan ini menunjukkan dampak kerusakan kondisi lingkungan yang parah. Rudi (32) warga Seketi yang lain mengeluhkan aliran limbah pertambangan ini. Limbah bekas tambang mengalir tepat di belakang rumahnya. Limbah bekas tambang menghantam bagian bawah kamar mandinya. Alhasil, kamar mandinya menggantung dan siap roboh.

“Tembok rumah kami retak, dinding dapur dan kamar mandi kami juga retak, ” tandasnya.

Aktivitas pertambangan batuan juga merusak area persawahan dusun Seketi. Hal ini dapat di lihat dari tingkat kekeruhan aliran irigasi pertanian (Sawah). Ditambah lagi pelebaran tepian sungai yang mengakibatkan hilangnya daya dukung daerah aliran sungai (DAS) yang sewaktu-waktu dapat memicu banjir.

“Masyarakat sudah lama menginginkan tidak ada galian c. Karena sangat merusak lingkungan,” keluhnya.

Ditempat yang sama, Kepala Desa Zainal Arifin penambang ini sudah berijin. Warga menginginkan menutup galian C. Namun dirinya tidak punya wewenang untuk menutup. Menurutnya, setidaknya 23 Hektare Widhisulton kuasai wilayah Desa Jatidukuh.

“Ya berizin, atas nama Widisulton sebanyak 23 Hektare, namun titik kordinatnya kami tidak paham, dan ijin tersebut terbit sebelum saya menjabat lurah” ungkap Arifin.

Masih kata Kades, ada warga yang menjual sawahnya kepada pengusaha dan tidak ada koordinasi dengan PemDes. Ia juga prihatin kepada warga yang menjual lahannya tanpa sepengetahuannya.

“Warga sudah menolak bego masuk (menolak penambangan) namun ada yang menjual sawahnya ke pengusaha,” kata Kades.

“Saran saya, pemilik lahan untuk membatalkan jual beli dengan pengusaha. Atau menyetop alat berat itu, ” tambahnya Arifin.

Menurut Arifin, jalan akses Dusun Seketi sudah dianggarkan melalui Dana Desa.

“Ya, 2023 nanti akan diperbaiki melalui dana Desa, ” tandasnya.



Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar