SPACE IKLAN

header ads

Membangun Karakter Peduli Lingkungan Baik dalam Lingkungan Keluarga Maupun Masyarakat

Oleh : Septi adekantari (fakultas sosiologi institut Ilmu Sosial dan Budaya Samawa Rea).

Seperti yang kita ketahui menjaga lingkungan belum menjiwai masyarakat di negeri ini masih banyak yang membuang sampah sembarangan baik itu dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Ironinya, sebagian dari kita justru rakus terhadap alam. Mengambilnya sesuka hati, mengeksploitasi tanpa berpikir dampak negatifnya. Yang ada dalam pikirannya hanya keuntungan. Tak heran banyak krisis dan bencana terjadi dikarenakan ulah tangan usil oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut. Contoh kecil ulah manusia yang menyebabkan kerusakan alam yaitu, menebang pohon secara liar dan menangkap ikan dengan menggunakan peledakLantas siapa yang harus dipersalahkan atas terjadinya bencana dan kerusakan alam? Tentu kita tidak bisa asal menuduh dan mencari kambing hitam dari akibat buruk yang terjadi. Yang mesti menjadi pertanyaan kita adalah bagaimana kita menangkal oknum-oknum yang serakah tersebut.

Serta bagaimana menjaga kelestarian alam yang sedang kita tinggali sekarang. Solusi alternatif menjaga lingkungan diawali dari keluarga. kebersihan itu sebagian dari iman. Jadi pangkalnya iman itu diawali dari kebersihan. Baik itu kebersihan badan, kebersihan lingkungan dan kebersihan hati. Konsep ini harusnya sudah melekat sejak  balita. Kebersihan lingkungan, ditumbuhkan pertama kali dari keluarga. Pendidikan lingkungan diawali dari ibu. Ibulah sebagai pendidik pertama dalam keluarga. Peran ibu yang terpenting untuk menumbuhkan jiwa-jiwa yang peduli dengan kebersihan diri dan lingkungan. Tentunya, sang ibu menanamkan jiwa kebersihan yang sederhana pada putra-putrinya. Diawali dengan membangunkan pagi dan mengajak anaknya langsung ke kamar mandi. Putra-putri diajarkan untuk bersuci agar terbentuk pribadi jiwa pada ruh yang suci. Langkah utama yang di-chager berubah adalah pola pikir sang ibu. Peran keluarga khusus ibu, sangat penting untuk mewujudkan dasar-dasar pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan paling sederhana diawali membuang sampah pada tempatnya. Perintah sederhana dirumah, diajarkan tanggung jawab sederhana pada putra-putri kecil kita dengan memberi contoh nyata, mengingatkan pesan secara berulang, menegur dengan senyuman jika lupa, sehingga pesan itu bukan menjadi beban. Ingatlah, sampah terbesar di negeri ini berasal dari rumah tangga. Jadi peran penting  ibu juga harus meminimalisir sampah rumah tangga, tentunya dengan belanja secukupnya tidak berlebihan. Masing-masing individu bertanggung jawab atas munculnya sampah. Jadi sebagai ibu rumah tangga, wajib pintar memilah sampah, baik itu sampah organik dan non organik. Pemilahan sampah non-organik, kita pisahkan berdasarkan jenis limbahnya berupa: kertas, plastik, botol, dll. Sampah non organik ini, dikumpulkan ke bank sampah. Sedangkan, sampah organik diolah dan bisa dimanfaatkan kembali untuk pupuk, dll. Para ibu rumah tangga digalakkan membuat lubang biopori mininal lima lubang di lingkungan rumah. Lubang biopori dipergunakan membuang sisa-sisa makanan, sehingga tanah di lingkungan rumah semakin subur. Pengetahuan sang ibu perlu diasah kompetensinya dalam meminimkan sampah dan mengelola sampah keluarga. Sehingga Gerakan Indonesia Bersih (GIB) berasal dari keluarga, diawali dari diri sendiri, dari yang kecil yang mudah dilakukan  dan  dari sekarang tidak boleh ditunda. Ibu-ibu milenial akan menunjukkan perilaku kekinian. Setiap keluar rumah, di dalam tasnya selalu ada tas khusus untuk mengurangi sampah plastik. Mereka akan membawa tempat-tempat khusus saat belanja. Karakter positif inilah, yang akan dibangun dalam mewujudkan GIB. Para ibu melinial selalu meng-upgrade diri dengan penerapan  sistem 3 R.  Sistem 3R yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle. Reuse adalah menggunakan kembali sampah.  Reduce yaitu mengurangi sampah. Recycle yang berarti mengolah kembali atau mendaur ulang. Langkah selanjutnya, tinggal peran sekolah untuk membenahi dan menyempurnakan karakter-karakter yang belum kokoh. Peran orangtua dan sekolah saling bersinergi untuk menumbuhkan karakter-karakter yang mulia. Pekerjaan besar, antara dunia pendidikan dengan keluarga untuk mengubah perilaku dalam menjaga dan mewujudkan SDM yang peduli pada lingkungan haruslah terprogram dan terukur. Pendidikan lingkungan diawali penggalakkan kebersihan dari keluarga, penanaman karakter prasekolah PAUD dan TK, aplikasi yang terukur pada saat duduk dibangku SD. Pada tingkatan SMP dan SMA membudayaan perilaku ramah lingkungan.  Sampai pada tingkatan perguruan tinggi mengaplikasikan, membudayakan, mengevalusi dan bahkan meneliti permasalahan lingkungan. Sehingga pengetahuan ini, selalu berkesinambungan dan tidak boleh terputus  sampai tuntaslah permasalahan lingkungan. Dalam hal ini berbagai pihak diharapkan partisipasinya untuk senantiasa menjaga dan merawat kelestarian lingkungan. Tidak hanya pemerintah yang bertanggung jawab, tapi semua masyarakat mestinya berperan. Semisal, institusi pendidikan yang bisa melakukan reformasi dan inovasi untuk mendidik peserta didiknya agar memiliki kecintaan terhadap alam dan kepekaan terhadap kondisi alam.Langkah lainnya, untuk membatasi atau meniadakan sampah plastik,  Jangan menunggu pemerintah untuk melestarikan lingkungan, tapi mulailah bergerak dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan.

Seperti membuang sampah pada tempatnya dan berusaha untuk tidak mencemari sungai dengan limbah atau obat-obat kimia. Hal tersebut sebagai salah satu upaya kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Bisa juga dengan menghemat penggunaan bahan bakar, listrik, dan air. Kenapa perlu dihemat? Karena salah satu gejala kerusakan lingkungan adalah ulah manusia dalam menggunakan energi secara berlebihan. Kita juga bisa menunjukkan bukti bahwa kita benar-benar berkomitmen menjaga lingkungan dengan cara membiasakan diri bersepeda ketika hendak bepergian. Dengan begitu kita bisa mencegah polusi di kota yang kian akut. Dan masih banyak hal lainnya yang bisa diperbuat untuk kelestarian lingkungan.Usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat.

Kalau bukan kita yang menjaga lantas siapa lagi. Mari bersama-sama kita ciptakan lingkungan yang lebih bersih, nyaman dan bersahabat. Sesungguhnya kesediaan kita menjaga lingkungan adalah salah satu bukti bahwa kita mampu menjadi khalifah di muka bumi. Menjaga lingkungan juga sebagai salah satu tanda syukur kita kepada Tuhan yang telah menganugrahkan kekayaan alam yang begitu indah dan cantik. Semoga kita menjagi manusia-manusia yang amanah dalam menjaga kelesarian alam.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar