SPACE IKLAN

header ads

Petani di NTB Khawatir Rencana Impor Beras

Oleh :Sriani.

Menurut rencana pemerintah pusat melakukan impor beras menuai protes dari kalangan petani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Petani di Desa Gemel, Lombok Tengah,Menurut Bapak Akhyar Rosidi (33) mengaku khawatir rencana impor beras membuat harga padi merosot di tengah panen raya.

Jangan sampai saat penen harga padi turun dengan adanya impor beras, seharusnya pemerintah berani beli gabah petani dengan harga yang lebih menguntungkan petani," kata Bapak Akhyar, Jumat (19/3/2021). Bapak Akhyar menyampaikan, pengeluaran biaya produksi pada musim tanam tahun ini sangat tinggi, mengingat kelangkaan pupuk subsidi. Sehingga harus membeli mahal kepada pengepul.

Apalagi kemarin pupuk sempat langka, petani butuh dukungan semangat dari Pemerintah, dalam hal ketersediaan pupuk yang murah dan selain itu harga gabah harus bisa dijaga saat panen raya," kata Bapak Akhyar. Dalam setiap musim tanam padi, Bapak Akhyar mengeluarkan biaya produksi sekitar Rp 3 juta untuk membeli benih, ongkos membajak traktor, pupuk, buruh dan lainnya.

Karena itu, Bapak Akhyar menolak rencana impor beras dan meminta pemerintah mengutamakan produksi pertanian. Senada dengan Bapak Akhyar, petani muda Pak Supardi (28) asal Desa Mampe, Lombok Timur, menyayangkan rencana impor beras di tengah panen raya di Lombok.

Kenapa harus impor beras, kita sedang panen raya, kebutuhan pangan kita kan tercukupi bahkan surplus," kata bapak Supardi. Menurut Bapak Akhyar dan Bapak Supardi Andai pemerintah membeli gabah parah petani degan harga tinggi, mungkin masyarakat akan sejahtera. Seperti yang kita ketahui saat ini di musim pandemi semua harga barang pada naik.

Apalagi padi yang kita panennya menunggu Bulanan untuk panen itupun jika wilayah atau lokasinya bagus pasti hasil panennya bagus, dalam perbelulan menunggu padi tua sudah banyak uang yang keluar, untuk membeli pupuk, pestisida, dan lain-lainnya. Jika lahannya bagus maka petani tidak akan kesulitan dalam merawat padi, lantas bagaimana degan sawah yang kering jauh dari air otomatis hasilnya akan berpengaruh terhadap hasil panen nanti.

Apalagi sekarang di masa pandemi ini semua harga barang pada naik, sebentar lagi bulan ramadhan salah satu harga  cabai sudah naik 150/kg. Belum lagi harga bawang 60/kg, dan lainnya sudah pada naik. Para petani juga menyesuaikan harga dengan pengeluaran para petani. 

 Seperti yang kita ketahui para petani di tahun ini banyak mengalami kegagalan pada musim panen baik itu panen jagung, panen bawang, panen padi dikarenakan musim penghujan, namun di tempat sebagian masyarakat juga ada yang panennya bagus dan hasilnya amat memuaskan namun tidak semua tempat. 

Adapun salah satunya masyarakat Sumbawa mengalami kenaikan harga cabai dan bawang di pasar kerato salah satunya ibu penjual cabai menjelaskan bahwa cabai sudah naik menjadi 150/kg entahlah harga cabai akan terus naik atau adanya penurunan harga. Apalagi sebentar lagi akan bulan ramadan bahkan harga dagingpun lewat oleh harga cabai.

Semenjak harga cabai naik, bahan dapurpun mulai irit menggunakannya yang awalnya lumayan banyak menggunakan akhirnya menjadi berkurang (sedikit). Entahlah apakah harga cabai akan mengalami penurunan atau akan naik, 

Namun walaupun demikian masyarakat tetap membeli cabai karena kebutuhan pangan meski harga naik namun masyarakat tetap membelinya demi kelangsungan hidup (kebutuhan).

Semoga apa yang saya sampaikan dapat dimengerti dan bermanfaat bagi yang membutuhkan. Sekian  dari saya, apabila ada kesalahan dalam penulisan itu datangnya dari saya apabila ada salah kata atau huruf dalam penulisan Saya mohon maaf.Semoga kita selalu dalam keadaan sehat walafiat dan di jauhkan dari segala jenis penyakit dan mara bahaya.

Wabillahitaufik walhidaya summa salammualaikumu warahmatullahi wabarahkatuh.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar