SPACE IKLAN

header ads

Membedah konsep Negara, Islam dan Sekulerisme dalam perspektif BroNies serta filsuf-filsuf idealisme Indonesia

Foto. Istimewa.

Oleh. Atma.
Selasa, 12 Des 2023.
Editor, Lalu Muhasan.

JAKARTA, Wartabumigora - Menelaah kembali sejarah bangsa Indonesia dimulai dengan sejak berdirinya bahkan sebelum era Kemerdekaan, begitu kental terdapat jejak-jejak Islam di Nusantara ini.

Banyaknya situs sejarah bahkan makam Syeikh maupun alim ulama Islam dalam penyebarannya di pelosok Nusantara. Hingga sekarang bahkan masih berdiri Ke-Sultanan di Indonesia. 

Hal ini menginspirasi relawan BroNies untuk tema yang dapat dikatakan mempunyai muatan yang berat dengan mengambil tema "Negara, Islam dan sekulerisasi."

Mengambil tempat di kediaman dari Bendahara Umum BroNies Deasy Narulita, beberapa nara sumber Prof. H. Eggy Sudjana, Dr. H. Ahmad Yani, Dr. H. Anton Permana, Babe Aldo dan sebagai moderator Azam Khan, SH. Tampak juga hadir KeTum BroNies Yusuf Blegur, SekJen Guntur Siregar serta pengurus DPP BroNies (10/12/2023).

"Perdebatan issue relasi agama dan negara banyak terjadi di abad 18 hingga menjelang 19, yang sebenarnya sejak di era Kerajaan dan ke Sultanan Nusantara jelas dalam menyusun tata pemerintahannya menggunakan kaidah agama dan dalam kehidupan sosial masyarakatnya pun menerapkan nilai-nilai agama."ujar Ahmad Yani. 

"Sulit memisahkan agama dengan negara terutama Indonesia melihat karena dituangkan dalam pasal 29 UUD 45 maupun dalam Pancasila, dimana selalu berasakan KeTuhanan. Saat ini saatnya meletakkan relasi antara agama dengan negara" tandasnya.


Lain hal dengan Anton Permana yang lebih melihat dalam perspektif beberapa konsep dalam perguliran Isme ini :

1. Konsepsi teoritis dan sejarah; 

2. Konseptual Teologis dan Holistic;

3. Basis konstitusi Negara Indonesia.

"Membicarakan politik amat berkaitan dengan agama, dan dalam Islam dapat mengambil beberapa masa dari para Nabi dan RasulNYA saat bagaimana berkuasa, menjadi oposisi, serta berkoalisi. Ada satu hal yang amat diuntungkan dengan Indonesia dengan patronalistik, dimana masyarakatnya patuh pada pemimpin, maka saatnya nanti pilihlah pemimpin yang membawa baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur." Akhir kata dari Anton.


"Wahai umat Islam janganlah menghamba pada setan." Perubahan menuju arah yang Rahmataan lilallamin akan selalu berusaha digagalkan dalam pencapaiannya. Jadi bagaimana caranya Islam bersatu dan memimpin kekuasaan yang saat ini didzalimi dan dikhianati.

"Zionisme Nusantara sudah berkembang semakin dahsyat akan menghancurkan negara yang agamis dan Pancasilais."imbuh Babe Aldo.


Eggy Sudjana melihat persepsi istinbat dimana mengambil hukum dalam konteks ajaran Islam. Dimana membedah terlebih dahulu yang dimaksud dengan Negara dengan melihat dari Pancasila dan UUD 45. Dikarenakan bangunan persepsi dari bernegara belum memandang dalam perspektif yang sama, hal ini mengakibatkan perbedaan dalam implementasinya. 

"Harusnya Indonesia ini mempunyai konsep generasi taqwa, didasarkan pada surat Al Maidah : 54." ujar Eggy mempertegas. "Dan seandainya pemerintah memakai konsep ASI dalam mendidik generasi penerusnya dimana membaca Al qur'an, Salat dan menjalalankan infaq dengan baik dan benar serta menggunakan UUD 45 sebagai hukum positif, maka akan diraih generasi super power." Tutup Eggy diakhir sesi diskusi.


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar