𝓦𝓪𝓻𝓽𝓪𝗕𝗨𝗠𝗜𝗚𝗢𝗥𝗔.𝗜𝗗,𝗠𝗔𝗧𝗔𝗥𝗔𝗠 – Pasangan Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah atau Zul-Rohmi Jilid II dinilai sebagai pasangan yang paling siap dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) NTB 2024, namun Zul-Rohmi Jilid II memiliki kemungkinan kalah dalam kontestasi kali ini, hal ini disampaikan oleh Direktur Lembaga Studi Mandalika Institut, Bahrul Arbain.
“kalau berbicara paling siap memang pasangan Zul-Rohmi, hanya saja menang atau kalah ditentukan oleh variabel lawannya, kalau head to head (hanya dua pasangan) kemungkinan kalahnya besar,”ungkapnya.
Bang Bah sapaan akrabnya menjelaskan, persentase kekalahan Zul-Rohmi juga bervariasi tergantung lawannya nanti, sehingga jika lawannya ingin mengalahkan Zul-Rohmi harus memperhitungkan pasangan dan koalisi, hal ini berdasarkan sensus yang telah dilakukan oleh tim Mandalika Institut.
“berdasarkan sensus kami, variabelnya adalah koalisi partai, wilayah kabupaten/kota, dan yang paling memungkinkan adalah variabel antar Suku,”jelasnya.
Bang Bah menuturkan metode yang dipakai bukan seperti survei pada umumnya, oleh karena itu dipakai kata sensus, “masing-masing kabupaten/kota kita perlakukan berbeda, baik itu pertanyaan, Klasifikasi sampel, dan kondisi sosial di daerah tersebut”.
Putra dari mantan Senator NTB almarhum Syahdan Ilyas ini mencontohkan Kota Mataram dan Lombok Barat yang memiliki kondisi sosial sangat jauh berbeda, yang mana pengaruh ketohohan di Lombok Barat memiliki pengaruh yang sangat besar daripada di Kota Mataram.
Ada satu variabel menarik yang membuat Pilgub NTB ini menarik, yakni NWDI selaku ormas islam terbesar di NTB yang direfresantasikan oleh Sitti Rohmi Djalilah, yang hingga saat ini belum menentukan sikap tegas terkait arah politik diu Pilgub 2024 ini.
Bang Bah menyampaikan, ada gejolak besar yang menolak Zul-Rohmi Jilid II ini, baik dari tokoh NWDI maupun di jamaah tingkat bawah, yang mana setelah dilakukan sensus khusus di NWDI mengahsilkan angka penolakan yang cukup besar. Namun, jika Sitti Rohmi dijadikan nomor 1, maka NWDI bisa sangat kompak.
“variabel unik ini berpengaruh besar, pada jilid I memang NWDI ini kompak, tapi saat ini setelah kami telusuri, ada penolakan dan persentasenya besar,”terangnya.
Bang Bah memaparkan skenario Pilgub NTB dengan beberapa variasi kontestan diantaranya, jika Zul-Rohmi vs Lotim-Loteng (Sukiman/Suhaili/Iqbal/Fathul/Lalu Gita), maka persentase kekalahan Zul-Rohmi ini besar apabila pasangan Lotim-Loteng mengangkat isu ke-Suku-an dan memegang 2 Partai besar sebagai tiket.
Beberapa variasi kontestan yang hampir sama baik itu, Iqbal-Dinda, Fathul-Dinda, dan lainnya(Lombok-Sumbawa) disebutkan, namun tidak memiliki persentase besar untuk mengalahkan Zul-Rohmi.
Saat ditanya mengenai pasangan yang bisa mengalahkan Zul-Rohmi, Bang Bah tidak menyebutkan spesifik namun sudah dikantongi berdasarkan hasil sensus, hanya saja dirinya memberikan Klu bahwa Zul-Rohmi akan dikalahkanoleh isu ke-Suku-an apabila tidak mengambil langkah strategis.
“ini kami sampaikan tentang skenario yang memungkinkan Zul-Rohmi kalah, yang paling memungkinkan mengalahkan pasangan ini adalah variabel Lotim-Loteng,” ungkapnya.
Ia memberikan saran kepada Zul-Rohmi untuk melakukan langkah-langkah strategis jika ingin tetap menang, tidak hanya menerima laporan bagus terkait pergerakannya selama ini yang memakain banyak tim, namun hasilnya tidak efektif berdasarkan dari sensus Mandalika Institut.
“kami lihat dan pantau, Zul-Rohmi atau spesifiknya Doktor Zul ya, banyak tim, namun tidak efektif dan bahkan mendapat tanggapan negatif dari kubu NWDI,”bebernya.
Lebih spesifik lagi disebutkan oleh Bang Bah, Doktor Zul harus memiliki alternatif lain jika ingin tetap menjadi Gubernur, dan jika Zul-Rohmi Jilid II tetap ingin dilanjutkan, maka klu yang disampaikan Bang Bah adalah harus mendorong banyak calon pada kontestasi Pilgub ini.
“saran kami, Doktor Zul harus memiliki opsi lain selain Rohmi, walaupun kita dengar bahwa Doktor Zul mengantongi alternatif lain yakni Suhaili dan Sukiman, itu harus dipastikan betul, yang ke dua jika Zul-Rohmi tetap dilanjutkan, harus memunculkan calon boneka, entah itu dari partai atau dari tokoh lainnya,”pungkas Bang Bah.
0 Komentar