𝓦𝓪𝓻𝓽𝓪𝗕𝗨𝗠𝗜𝗚𝗢𝗥𝗔.𝗜𝗗,𝗠𝗔𝗧𝗔𝗥𝗔𝗠 - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI menggandeng media di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk mencegah penyebaran hoaks pada Pilkada serentak 2024. Berita-berita hoaks yang banyak menyebar pada Pilpres dan Pileg kemarin, diharapkan tidak terjadi pada Pilkada serentak 2024.
Komisioner Bawaslu NTB, Hasan Basri mengatakan pers atau media massa merupakan pilar keempat demokrasi. Peran pers sangat penting dalam menjaga ruang publik dari disinformasi dan hoaks terutama pada pelaksanaan tahapan Pilkada serentak 2024.
"Jadi, peran pers sangat penting, terutama dalam memberikan edukasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh hoaks,” kata Hasan pada kegiatan Konsolidasi Media dalam Rangka Penguatan Pemberitaan pada Tahapan Pemilihan Serentak Tahun 2024 di Mataram.
1. Ratusan hoaks muncul pada Pemilu 2024
Ketua Umum KPPD Achmad Satryo Yudhantoko. (IDN Times/Muhammad Nasir)
Kegiatan tersebut menghadirkan Ketua Umum Komunitas Pewarta Pemilu dan Demokrasi (KPPD) Achmad Satryo Yudhantoko dan Ketua Forum Wartawan Parlemen NTB Fahrul Mustofa sebagai pembicara. Ketua Umum KPPD Achmad Satryo Yudhantoko menyebutkan pada Pemilu 2024, ada ratusan hoaks yang muncul pada tahapan kampanye Pemilu 2024.
Menurutnya, hoaks itu muncul dalam bentuk konten di media sosial, baik Facebook, Instagram dan TikTok. Ia menyebut pada bulan November 2023, jumlah konten hoaks sebanyak 21. Kemudian meningkat menjadi 61 konten hoaks pada Desember 2023.
Selanjutnya pada Januari 2024, jumlah konten hoaks meningkat lagi menjadi 142. Kemudian jumlahnya menurun pada Februari 2024 yaitu hanya sebanyak 5 konten hoaks.
Satryo juga membandingkan jumlah hoaks pada Pemilu 2024 dan 2019. Pada Pemilu 2019, jumlah konten hoaks dalam tahapan kampanye Pemilu 2019 sebanyak 727 konten, sedangkan disinformasi sebanyak 740 konten.
0 Komentar