SPACE IKLAN

header ads

Pantai Seger Yang Melegenda Dan Penuh Keindahan

Foto. Istimewa.

Oleh : Heri Irawan (Mahasiswa Program Studi Pariwisata Syariah, UIN Mataram).

Pantai Seger termasuk salah satu yang wisata melegenda dan populer di Kabupaten Lombok Tengah bukan hanya karena pantai seger menjadi lokasi tradisi bau nyale atau menangkap cacing laun melainkan lebih dari itu, Kawasan Pantai Seger sendiri terbilang cukup luas dan indah dari berbagai sisi, di setiap sisi menawarkan panorama yang berbeda semuanya begitu memanjakan mata  dan membuat para wisatawan puas akan kegiatan yang di lakukan sambil menikmati keindahan alamnya, mulai dari olahraga pantai, kumpul bersama keluarga, melihat matahari terbenam ( sunset ) bahkan kita dapat melihat luasnya sirkuit mandalika internasional lombok dari bukit pantai seger.

Saat berkunjung ke Seger, Teman teman akan menemukan deretan patung di pinggir Pantai.

Patung-patung tersebut didirikan di bagian utara, di mana arus lautnya lebih tenang. Kalian akan melihat semacam monumen yang menggambarkan seorang puteri hendak membebaskan diri dari tiga laki-laki. Patung ini tak lain menggambarkan Legenda Putri Mandalika.

Di balik keindahannya, Pantai Seger mempunyai mitos yang melegenda dan masih dipercaya oleh masyarakat sekitar pantai. Kisah bermula saat Putri Mandalika yang cantik jelita keturunan Raja Tonjang Beri menyanggupi permintaan setiap pangeran yang ingin mempersuntingnya. Heran dengan keputusan putri, para pangeran yang tak rela cinta dan kasih sayang putri terbagi bersepakat untuk memulai peperangan. Siapa saja yang memenangi peperangan akan berhak menjadi suami Putri Mandalika.

Sebelum peperangan terjadi, beritanya telah terdengar oleh Putri Mandalika. Tidak ingin ada korban jiwa, putri yang berperangai baik ini mulai melakukan semedi. Pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak (suku di Lombok), putri memanggil semua pangeran yang pernah melamarnya.

Bertempat di Pantai Seger, Putri Mandalika menjelaskan tidak ada satu orang pun yang berhak memiliki hatinya. Putri merasa dia telah ditakdirkan untuk menjadi nyale (cacing laut) hingga dapat dinikmati oleh seluruh rakyat. Pada saat itulah, putri terjun ke laut dan menghilang. Dia pun hilang tanpa jejak. Tak lama setelah itu, muncul nyale di permukaan laut dalam jumlah yang cukup banyak.

Mulai saat itu, tradisi bau (menangkap) nyale mulai diadakan tiap tahun di Pantai Seger. Ritual ini untuk memperingati kebaikan Putri Mandalika yang rela mengorbankan dirinya untuk mencegah peperangan yang dapat menimbulkan korban jiwa. Nyale tak hanya ditangkap, tapi bisa diolah dan dipercaya memiliki protein yang tinggi.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar