Foto. Para peserta terdiri dari Guru dari berbagai mata pelajaran sedang ikuti bimbingan Teknis pengembangan kompetensi di Bali.
WARTABUMIGORA. BALI - Sebanyak 68 peserta yang terdiri dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA dan Matematika mengikuti bimbingan teknis pengembangan instrumen Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) yang berlangsung selama lima hari tanggal 28 -Oktober -1 November 2019 di Hotel Mercure Kuta, Bali.
Dalam kegiatan itu peserta di beri materi simulasi soal AKSI , pengenalan kaidah penulisan AKSI pengembangan stimulus , pemilihan konteks sesuai framework dan pembuatan rubrik penilaian .
Kasubdit Kurikulum Direktorat PSMP Kemendikbud RI Ninik Purwaning Setyorini mengatakan asesmen kompetensi siswa Indonesia (AKSI) merupakan bentuk penilaian eksternal yang berstandar dan di desain untuk mengukur literasi , numerasi, literasi sains yang selaras dengan kompetensi abad 21.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menuntut guru untuk harus belajar beradaptasi dengan hal-hal baru yang berlaku saat ini. Dalam kondisi ini, seorang guru dituntut untuk bisa beradaptasi dengan berbagai perubahan yang baru.
" Jangan ada lagi guru yang mengajar asal-asalan, tidak memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran, itu sangat menyedihkan, "katanya.
Dikatakannya, filosofi pendidikan di negara Jepang mereka selalu mengatakan kegagalan dalam sebuah proses pendidikan itu bukan karena tingginya standar yang kita buat, tapi justru kebalikan terlalu rendah nya standar yang kita buat, alat-alat ukur yang kita buat itu terlalu rendah maka di situlah sebenarnya terjadi kegagalan artinya ketika kita hanya memberikan latihan kepada siswa soal yang mudah, maka siswa hanya menghabiskan waktu seharian di sekolah.
tugas kita adalah untuk menyiapkan generasi emas , dimana generasi emas ini menjadi generasi pengganti kita. Indonesia memiliki bonus demografi.
Maka dari itu, untuk meraih manfaat dari bonus demografi ini guru harus menyiapkan diri dalam meningkatkan kompetensinya.
"Untuk meningkatkan kompetensi siswa, maka yang perlu diperbaiki dahulu adalah kompetensi guru. Kompetensi siswa baru meningkat, karena masukan yang didapatnya dari guru juga bagus."katanya saat menutup kegiatan Bimtek di Hotel Mercure, Bali , Kamis (31/10).
Menurutnya, sistem pendidikan Indonesia dituntut mampu menyiapkan dan membekali anak-anak bangsa dengan kompetensi dasar. Kompetensi yang diperlukan untuk mampu mengaktualisasikan diri di kancah persaingan global.
Persaingan global yang begitu cepat ini, tidak bisa disikapi oleh guru dengan hal-hal yang biasa . Oleh karena itu, guru harus menyikapi persaingan global ini dengan meningkatkan kompetensinya yakni critical thinking, creativity, collaboration dan communication . Dalam proses pembelajaran di ruang-ruang kelas, guru harus kreatif, inovatif , dan menyenangkan dalam mendesain pembelajaran.
" Saya berharap para peserta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh ini kepada guru dan siswa,"katanya.
Sementara itu, salah satu peserta bimtek AKSI Ida Bagus Komang Suwindu Putra mengatakan kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun stimulus dan mengembangkan soal dalam bentuk dan level kongnitif.
Soal-soal yang terangkum di aplikasi sangat membantu guru dan siswa, tapi aplikasi AKSI pada saat mengikuti bimtek di Surabaya tahun 2018 lalu perlu di disederhanakan agar mudah di akses.
"Alhamdulillah ada perbaikan aplikasi AKSI, dan mudah di operasikan,"katanya.
Dengan adanya aplikasi AKSI ini menuntut sarana dan prasarana yakni komputer karena dengan adanya perangkat ini sangat memudahkan dalam mendesain soal -soal AKSI.
" Mudah-mudahan kedepan kegiatan ini semakin ditingkatkan demi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,"katanya.(mn)
Baca Juga
1 Komentar
Alhmdulillah berita kegiatan AKSI kami sdh diliput AMSI NTB .Kami berharap KE depannya guru imbas jg dpt melaksanakan kegiatan AKSI di sekolah masing2 dan menciptakan generasi milenial yg siap melawan tantangan zaman yg serba canggih ini .
BalasHapus