SPACE IKLAN

header ads

Ini Pandangan Pimpinan Ponpes Nujumul Huda Batu Samban Lombok Barat, Terkait Radikalisme

Foto. Pimpinan Ponpes Nujumul Huda Batu Samban Lembar, TGH. Muhammad Napsin.


WARTABUMIGORA. LOMBOK BARAT -- Pemahaman dan radikalisme saat -saat ini hal yang sangat sakral terjadi, termasuk di dunia pendidikan, Pernyataan ini menarik disikapi secara kritis dengan mencermati dua hal. Pertama dunia pendidikan, baik yang sipatnya umum maupun berbasis agama, yang memiliki potensi disusup paham radikalisme dan teror salah satunya adalah pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama islam.
Di Lombok Barat misalnya paham radikalisme terus di bendung, sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama, khususnya para Tuan Guru, selalu memberikan sosialisasi terhadap siswa - siswi baik di sekolah maupun pondok pesantren.

Kali ini jajaran Polres Lombok Barat melalui, Kabag Ops Kompol I Nyoman Adi, serta Kasubbag Humas Polres Lombok Barat, IPTU Ketut Sandiarsa, dan Kasat Binmas IPTU Raden Bagus Ismail, sambangi Pondok Pesantren Nujumul Huda Batu Samban Lembar, guna melakukan sosialisasi terkait paham dan pandangan radikalisme, serta sekaligus membagikan bingkisan berupa Al-Qur'an, kepada pengurus Ponpes Nujumul Huda TGH. Muhammad Nafsin, giat tersebut juga di hadiri puluhan Jurnalis nasional dari jakarta yang tergabung di Hukrim Mabes Polri RI.

Kehadiran Pihak Polres Lombok Barat bersama puluhan wartawan nasional tersebut, merupakan kebanggaan tersendiri bagi pihak Ponpes Nujumul Huda Batu Samban, karena selama ini, antara pihak pondok pesantren dan jajaran Polres Lombok Barat Khususnya, kerab di kunjungi dan selalu bersinergi dalam membangun bangsa dan masyarakat, terutama berkaitan dengan pemahaman yang sipatnya bertentangan dengan syariat Islam maupun kedaulatan Bangsa, terutama di Ponpes banyak disusupi paham radikalisme yang bertentangan dengan nilai - nilai Pancasila.

TGH. Napsin menjelaskan, Pondok Pesantren Nujumul Huda merupakan Ponpes yang kerap melakukan pembelajaran dan pemahaman tentang Ahlussunnah Wal Jamaah sekaligus untuk termasuk salah satu PTK Dalam rangka mempertahankan agama dan negara, sudah termasuk dalam pembelajaran.
" Itu di situ mana untuk perbedaan antara paham radikalisme dan yang termasuk Aswaja, kegiatannya selain sosial sosialisasi kepada murid-muridnya kegiatannya apa aja. Kita ada memang guru yang ada pelajaran khusus menangkal paham radikalisme itu namanya Aswaja pelajaran Ahlussunnah Wal Jamaah". Ucap Tuan Guru Napsin saat diwawancarai wartawan di Ponpes Nujumul Huda Batusamban Lembar. Rabo (23/10/2019).

Tuan Guru juga memaparkan bahwa, Program ahli sunnah waljama'ah tersebut kerap diajarkan di kelas serta di Pondok Pesantren, serta termasuk juga di pengajian umum.

" Ya karena kita termasuk pondok pesantren ini bernaung di bawah naungan organisasi Nahdlatul Ulama, ya tentu paham - paham radikalisme tersebut tidak kita terima karean itu bukan bagian dari ajaran islam". Pungkasnya.(llu).



Baca Juga

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Luar biasa semoga kita mampu menjadi penerus perjuangan Ulama'salaf yg tdk menerima keadaan negara kacau karena adanya dan berkembangnya paham radikalisme.

    BalasHapus
  2. Luar biasa Almukarram smoga Le
    mbar aman dari sikap dan sifat radikslisme khususnya dan NKRI oada umumnya

    BalasHapus