Saat acara diskusi Pemerintah dengan Komunitas Perempuan Sembalun Belajar ( KPSB ) Nauli Camping Ground Sembalun .
WARTABUMIGORA.LOMBOK TIMUR - Komunitas perempuan yang tergabung dalam sebuah wadah yang bernama Komunitas Perempuan Sembalun Belajar ( KPSB ) adalah komunitas perempuan yang sebagian besar anggotanya berlatar belakang ibu rumah tangga yang konsen dalam persoalan sampah dan ketersediaan air bersih.
Dalam keterangannya usai acara Perbincang-bincang (Perempuan Berbincang ) Baiq Sri Mulya Selaku Founder dari Komunitas Perempuan Sembalun Belajar (KPSB), dimana acara teraebut dihadiri oleh kepala Dinas LHK provinsi, Kepala TNGR, KPH Rinjani Timur, dan beberapa kepala desa yang ada diwilayah Kecamatan Sembalun.
Dalam acara Perbincang 2 (Perempuan Berbincang) bertempat di Nauli Camping Ground Sembalun, Senin, (10/8/2020).
Menurut dia, Persoalan sampah dan masalah ketersediaan air bersih menjadi persoalan yang sangat komplek yang di hadapi khususnya wilayah sembalun saat ini, bagaimana tidak, tumpukan sampah dimana mana kali yang dulu bersih kini menjadi pemandangan yang tidak mengasikkan lagi untuk di pandang.
" Karena sudah menyebabkan polusi udara dimana-mana dan berubah fungsi menjadi tempat membuang sampah, tanah lapang, rumpun rumpun tak luput dari incaran sampah,"Beber Baiq.
Lebih lanjut baiq Sri Mulya, juga menyampaikan lewat ajang diskusi seperti ini, yang secara berkala akan terus kita agendakan oleh perempuan perempuan sembalun yang tergabung dalam Komunitas Perempuan Sembalun Belajar ( KPSB ), dimana tema dari diskusi hari ini adalah Sembalun darurat sampah dan sembalun darurat air, saatnya kepala desa menjadi bukan kepala desa biasa karena pola kepemimpinan yang di tawarkan saat ini teĺah memberikan efek edukasi yang kurang baik kepada masyarakat.
" Karena kepemimpinan yang biasa-biasa sajak yang mereka tawarkan ya tentu juga hasilnya masyarakat yang juga terbiasa menormalisasi disfungsi." Kata dia.
Dalam kegiatan Perbincang 2 ini KPSB menawarkan beberapa solusi yang berkaitan dengan persoalan sampah dan air di antranya :
1. Memperkenalkan dan menawarkan konsef Sembalun Mandiri Sampah (SMS) kepada semua kades yang ada diwilayah Sembalun yakni konsef pengelolaan sampah sampah berbasis edukasi dengan pelibatan seluruh pihak dengan memakai pendekatan kuratif dan prefentif dengan sistem penelolaan satu atap dan akan menjadi milik kecamatan dengan Bumdes di masing masing desa sebagai pengelolanya sebagai sumber pendapatan desa.
2. Meminta kepada semua kades yang ada diwilayah sembalun untuk memakai cara cara yang berkesinambungan dalam penanganan kelangkaan air yakni dengan melakukan reboisasi dan rehabilitasi sebagai kompensasi dari kegiatan pengeboran air bawah tanah yang tidak terkontrol selama ini.
3. Meminta ruang terkait dengan pelibatan gender secara aktif dalam proses pembuatan keputusan sehingga akan menghasilkan kebijakan yang sensitif gender, anak dan lingkungan.
Baiq Sri juga menyampaikan bahwa permasalahan yang sedang kita hadapi bersama saat ini adalah sebagai bukti dari proses pembangunan yang tidak terencana dengan baik.
" Pemerintah kurang hati hati dalam menjalankan fungsi fungsi manajemen akibatnya masyarakat sembalun khususnya kaum perempuan harus menjalani konsekuensi dari kebijakan kebijakan yang dibuat tanpa keterlibatan mereka, dan langkah konkritnya KPSB akan mempresentasikan terkait SMS dan Rehabilitasi Sumber Air pada musrenbang mendatang untuk di anggarkan tahun 2021." Ujarnya.
Lia mengharapkan bahwa konsep SMS yang di tawarinya itu bisa menjadi solusi pragmatis dengan adanya Osamtu sebagai solusi bagi sampah sampah yang tidak terdaur ulang seperti pembalut dan pempers, tetapi kondisi darurat sampah dan mentalitas masyarakat menuntut solusi yang realistis tapi Konseptuan.
Sementara itu, camat sembalun menyampaikan terkait persolan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata tetapi menjadi tanggung jawab bersama, untuk itu kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelesatarian lingkungan adalah adalah tanggungjawab bersama.
" Ya itu semua tanggung jawab kita bersama," jelasnya.
Lebih lanjut, camat sembalun juga menyampaikan terkait dengan konsef SMS (Sembalun Mandiri Sampah ) yang telah disetujuinya itu merupakan solusi yang edukatif dengan menekankan pentingnya keterlibatan semua unit rumah tangga dalam proses pemilahan jenis sampah.
" Saat sekarang ini pemerintah desa sembalun Bumbung sedang membangun tungku Osamtu untuk menangani sampah sampah yang sudah ada dan segera mengintegrasikan dengan konsef SMS yang ditawarkan oleh Komunitas Perempuan Sembalun Belajar (KPSB)." Katanya.
Kades sembalun Bumbung juga menyampaikan bahwa jumlah sampah perhari yang dihasilkan oleh rumah tangga, pertanian dan pariwisata baik itu sampah organik dan non organik mencapai 5 ton per hari, begitu juga untuk kita ketahui bersama bahwa selama ini sudah banyak program perintah maupun akar rumput yang diuji cobakan.
" Tapi sayangnya belum mampu memberikan solusi yang menggembirakan karena program tersebut bersifat sporadis,"Jelas kades.(David).
0 Komentar