SPACE IKLAN

header ads

Embung Tak Berfungsi, Sejumlah Warga di Dompu Minta BWS Lakukan Ini

Sejumlah warga tuntutasas pemanfaatan Embung Kalogoa dan Madanduru puluhan pemuda Saneo dialog bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, Selasa (29/12/20) sekira pukul 15.30 Wita bertempat aula rapat kantor BWS.

WARTABUMIGORA. Dompu -Tuntut asas pemanfaatan Embung Kalogoa dan Madanduru, puluhan pemuda Saneo lakukan dialog bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, Selasa (29/12/20) sekitar pukul 15.30 Wita bertempat aula rapat kantor BWS.

Salah satu perwakilan pemuda Saneo, Ahmad, SE atau lebih akrab disapa Sonk ini menuding kedua embung itu tidak ada asas manfaat buat masyarakat terdampak yang mana sampai saat ini belum ada air mengalir pada dua desa tersebut.

“Dua embung yakni Madanduru dan Kalogoa sumber airnya mengarah ke Dam Rababaka Kompleks tidak untuk Saneo dan Serakapi,” kata Sonk saat hearing beberapa unsur terkait.

Dialog yang dikawal oleh Babinkamtibmas dan Babinsa dua desa itu sempat memanas karena puluhan anak muda ini bersikeras agar pihak BWS memasang pipa untuk air dua desa yang dimaksud.

“Dua Dam itu ada tepat di desa kami akan tetapi justeru tidak dapat bagian air. Kami harapkan BWS NT I memasang pipa agar pertanian di dua desa teraliri air,” harapnya.

Hal senada yang disampaikan Onal, dirinya mengaku akan memboikot peresmian pelepasan air pertama di dua dam itu jika tidak menguntungkan masyarakat terdampak di lokasi.

“Pasca pembangunan kami bermandi debu dan kini pula kekeringan sementara sumber air itu ada pada desa kami,” cetus Onal.

Bukan saja itu, Onal menuding pembangunan Dam Rababaka Kompleks oleh Nindya Karya (NK) adalah perampasan hak atas alas hak yang jelas sehingga masyarakat mengalami kekeringan air bersih dan makin kritis adanya.

“Kami kesulitan dapat air. Dibangunnya dam bertujuan mempermudah dapat air justeru kami pemilik sebagai pemilik air kesulitan lantaran tidak adanya pipa yang mengarah ke lingkungan warga, jadi percuma dong" tuturnya.

Sementara pegawai BWS cabang Dompu pada Bidang PPK Febrian, menjelaskan dirinya hanya bekerja dan pengambil kebijakan. Dalam hal itu ia menyarankan untuk dilakukan dialog kembali pada waktu yang berbeda ketika semua unsur terkait akan dihadirkan.

“Kami tidak bisa memutus apa yang menjadi tuntutan masyarakat, mengingat dalam hal itu adalah wewenang Pemprov dan Pemerintah Kabupaten,” cetusnya.

Sementara perwakilan PT. NK dibagian Kapro Purwadi bahwa, bentuk kontribusi sebagian besar pekerja di Dam Rababaka Kompleks adalah orang Dompu. Begitu juga bahan bahan nya diambil dari warga sekitar seperti pasir maupun batu.

“Pasir dan batu kami ambil dari masyarakat. Bahkan pekerja bangunan sebagian besar warga setempat,” jelasnya.

Pantauan wartabumigora.id. keputusan dari dialog tersebut akan dilanjutkan setelah hari kerja sesudah libur tahun baru yang rencananya akan dihadirkan Kepala BWS NK I, kepala PU Kabupaten Dompu dan DPRD.(Nukmn).

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar