SPACE IKLAN

header ads

Haul Ke-154 Desa Mambalan Bertajuk Doa Untuk Negeri

Haul Ke-154 Desa Mambalan Bertajuk Doa Untuk Negeri.

Oleh. DVD
Selasa 23 Agustus 2022.

LOMBOK BARAT -- Ahad, 21 Agustus 2022 pukul 20.00 WITA, merupakan malam puncak peringatan Hari Ulang Tahun (Haul) Desa Mambalan yang ke-154. Unik, itulah kesan yang melekat pada peringatan haul tersebut. Saat ini, berbagai konser musik besar-besaran marak digelar di pulau Lombok di beberapa titik dimeriahkan berbagai grup band nasional seperti Dewa 19. Di mambalan juga digelar konser religius yang juga diikuti oleh ribuan umat. Konser yang dimaksud bukan seperti konser musik, tapi merupakan kegiatan membaca sholawat bersama. 

"Kita masih terngiang dengan gempa 2018 lalu, lalu masih waspada pula dengan Covid-19 meski tidak terdengar lagi, beberapa tahun terakhir kita telah diuji. Saya pikir, kegiatan keagamaan itulah yang paling penting saat ini, untuk mengingatkan diri," ujar Kepala Desa Mambalan, Sayyid Abdollah Alkaff atau yang akrab disapa Apink Alkaff, usai kegiatan tersebut. 

Ia menyatakan, dirinya tidak berupaya melarang atau merasa keberatan dengan adanya konser-konser musik tersebut. Tetapi, setidaknya kegiatan-kegiatan yang bersifat religius dan kerohanian juga dapat memberikan keseimbangan, terlebih pulau Lombok juga kerap disebut pulau Seribu Masjid. 

"Tidak ada masalah dengan konser-konser musik itu. Namun apa yang kami lakukan bersama saat ini semata-mata untuk memberikan warna berbeda, sekaligus bermunajat kepada Yang Maha Esa," jelas Apink. 

Tak urung, Apink pun mengucapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada ribuan masyarakat dari berbagai penjuru Lombok yang turut hadir menggemakan sholawat nabi di halaman SDN 2 Mambalan, Dusun Buwuh tersebut. 

Dalam acara tersebut hadir pula Kepala Dinas PMD Lombok Barat, Hery Ramadhan, yang dalam kesempatan itu mewakili Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid, turut hadir Direktur PDAM Giri Menang, Lalu M. Zaini, Camat Gunungsari, Muhammad Mudasir, Kepala Puskesmas Penimbung, dan beberapa Kepala Desa dari Kecamatan Gunungsari dan Batulayar. 

Selain menggelar sholawat dan doa, kegiatan tersebut diisi dengan siraman rohani yang disampaikan oleh beberapa Habib dan Ulama seperi Habib Novel Bin Shihab.

Dalam sambutannya mewakili Bupati Lombok Barat, Kepala Dinas PMD Lombok Barat, Hery Ramadhan, mengaku kagum dengan eksistensi Desa Mambalan sebagai desa tertua. Kini, delapan desa telah terbentuk yang merupakan hasil pemekaran dari Mambalan, dan Mambalan sendiri masik eksis. 

"Sudah sangat tua, ini desa induk dari beberapa desa di sini, tapi Mambalan masih tetap eksis, saya berharal Mambalan semakin sejahtera di usia yang sudah sangat tua ini," ungkap Hery. 

Ia pun menyatakan, momentum ulang tahun sejatinya merupakan momentum untuk melakukan introspeksi dan evaluasi diri. Agar tetap pada prinsip "hari ini lebih baik dari hari kemarin", begitu pula dengan tahun ini diharapkan agar lebih baik dari tahun kemarin. 

Dalam laporannya, Ketua Panitia Kegiatan Haul ke-154 Desa Mambalan, Raden Mohammad Rais, menjelaskan berbagai latar belakang sejarah tentang Desa Mambalan, mulai dari asal-usul penamaan desa, batas-batas dan lingkup Desa Mambalan pada masa lalu, para pemimpin terdahulu Desa Mambalan, dan tempat-tempat bersejarah serta peninggalan bersejarah di desa tertua itu. 

Ia menceritakan, dahulu Penegarayan (desa) Mambalan terdiri dari beberapa pedukuhan (dusun), seperti Pedukuhan Penyambungan (saat ini telah mekar menjadi Desa Penimbung), Pedukuhan Penanggaq (saat ini menjadi Desa Dopang dan Ranjok), Pedukuhan Gendur Ican (saat ini menjadi Desa Guntur Macan), Pedukuhan Ambal-ambal (saat ini dikenal sebagai Desa Mambalan) dan beberapa pedukuhan lainnya. 

"Jadi kata Mambalan, itu berasal dari nama dusun atau pedukuhan dahulu yaitu Ambal-ambal, Desa Penimbung itu dulu Pedukuhan Penyambungan," urai Miq Raden (sapaan akrab Raden Mohammad Rais). 

Menurut Miq Raden, pusaka dan tempat bersejarah milik Panegarayan Mambalan tersebar di beberapa titik dengan jumlah sekitar 40 pusaka dan tempat bersejarah. Pusaka yang paling tersohor di antaranya adalah Gong Datu Pateq dan Keris Bererong Tumpah di Desa Mambalan, tempat bersejarah di antaranya ada Tunjang Polak dan Kemaliq yang bertempat di Desa Bukit Tinggi. 

Ia menegaskan, usia 154 Tahun merupakan usia Mambalan menjadi sebuah desa. Namun, sebelum itu Mambalan merupakan sebuah Panegarayan atau Kedatuan yang diketahui telah ada pada sekitar Tahun 1600 dan berakhir sebagai sebuah Kedatuan pada Tahun 1868.

"154 ini usia Mambalan menjadi sebuah desa, sebelumnya Mambalan merupakan Kedatuan dari Tahun 1600 hingga 1868," jelas Miq Raden. 

Cerita masa lalu yang cukup panjang diceritakan Miq Raden dalam acara yang bertajuk "Doa untuk Negeri" tersebut. Kegiatan berlangsung antusias, lebih dari 2000 orang bertahan di tempat kegiatan hingga hampir pukul 24.00 WITA. Acara dilanjutkan dengan hiburan musik Hadroh, sembari semua tamu undangan dan peserta menikmati sajian Nasi Kebuli ala timur tengah. 

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar