SPACE IKLAN

header ads

Sampah Berserakan di Sungai, Pemdes Kediri Selatan Minta Pasang Jaring dan Gagas KMPS

Pihak desa Kediri Selatan membersihkan tumpukan sampah di sungai Pitung Bangsit. Kawasan ini akan ditata sebagai lokasi lapak kuliner tradisional dan angkringan syar'i.

Oleh. WB.
Rabu 10 Agustus 2022.

LOMBOK BARAT -- Persoalan sampah di Daerah Kota Santri Kediri Lombok Barat perlu mendapatkan perhatian serius. Pasalnya, sampah - sampah masih banyak yang dibuang ke sungai. Di sungai Pitung Bangsit, yang melintasi desa Kediri Selatan salah satunya. Dalam sehari, hampir satu ton sampah yang dibuang dari daerah-daerah di bagian hulu sungai itu. Untuk menangani persoalan sampah itu, pihak Desa setempat menggagas kelompok masyarakat peduli sungai (KMPS). 

Selain itu, pihak desa sangat berharap ada perhatian Balai Wilayah Sungai (BWS) NT 1 dan Pemda agar memfasilitasi beberapa desa di aliran sungai itu untuk memasang jaring sampah. Kepala Desa Kediri Selatan Edi Erwinsyah menerangkan pihaknya menggagas pembentukan KMPS untuk penanganan sampah di sungai Kediri. "Kami sudah ada rencana akan membentuk KMPS, ini nanti sangat membantu BWS dalam mengelola Sungai itu,"ujarnya. KMPS itu nantinya digerakkan oleh desa, karang Taruna, bersama himpunan mahasiswa Kediri Selatan dan warga pinggir sungai. 

Nantinya setelah membentuk KMPS, diharapkan Sungai mulai dari jembatan yang berada di perbatasan desa, hingga hilir lebih Bersih dan indah. Kalau di sungai itu tidak ada sampah, maka pihaknya berencana menjadikan sungai Pitung Bangsit itu sebagai lokasi pemancingan. Pihaknya juga berencana menata pinggir sungai itu untuk lapak kuliner tradisional dan angkringan syar'i. Wilayah itu jelas dia, ramai setiap akhir pekan sehingga ia berencana membuat car free day. Upaya untuk lebih menghidupkan kawasan itu. Sejauh ini, ia merasa malu melihat sungai itu kotor dipenuhi sampah. Sementara banyak tamu dari luar. 

Panjang sungai yang melintasi wilayahnya sekitar 800 meter, hampir satu kilometer. Dengan panjangnya sungai yang melintasi beberapa desa, ia pun memiliki pemikiran bagiamana agar di masing-masing desa membuat semacam jaring sampah. "Ini butuh upaya dari Pemda dan kecamatan untuk mempertemukan kami, tiga desa ini. Desa Kediri Selatan, Kediri induk dan Montong Are untuk buat jaring sampah di masing-masing desa,"harapnya. Karena menurut dia, desa-desa yang notabene berlokasi di daerah hulu ini banyak berkontribusi terhadap sampah di sungai itu. Warga jelas dia, membuang sampah di Sungai. Dampaknya, sampah pun menumpuk di aliran sungai yang berlokasi desanya sebagai daerah hulu.  Sehingga kata dia, salah satu yang menjadi solusi adalah pemasangan jaring. "Ini salah upaya untuk menangani sampah di sungai,"ujarnya. 

Menurut dia, kalau dipasang jaring sampah, maka terlihat nanti sampah yang dibuang oleh masing-masing desa. Kemudian pihak desa yang menangani sampah itu, entah dengan membuang sampah ke TPA. Sehingga tidak ada sampah yang terbawa arus Sungai ke daerah hulu. Penanganan sampah ini perlu dimaksimalkan, menyusul sampah yang dibuang ke sungai itu mencapai 1 ton per harinya. "Itu setiap hari satu hari, hampir satu ton sampah yang dibuang ke sungai,"ujarnya. Sampah-sampah yang mengendap dan menumpuk di daerahnya pun diangkut oleh petugas sampah yang digaji dari desa. Mereka mengangkut sampah menggunakan kendaraan roda tiga,"kendaran ini dari DD,"imbuh dia. Ia menambahkan, sejauh ini pengelolaan sampah masih mengandalkan DD. Petugas sampah sebanyak enam orang, dan operasional kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah pun dari desa.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar