SPACE IKLAN

header ads

Hanya Iblis Bernafsu Tiga Periode

Oleh: Yusuf Blegur.

Bukan cuma presidennya yang ndablek karena kegagalan kepemimpinannya. Bahkan sebuah ormas kumpulan relawan tak bermutu, berlagak seperti partai politik membuat musyawarah  yang mengklaim rakyat menginginkan presiden tiga periode. Rakyat yang mana?, Rakyat yang menderita karena utang yang meroket,  maraknya korupsi, pajak yang mencekik, rutinnya kenaikan BBM, harga sembako  yang melambung, dan pelbagai kebobrokan lainnya penyelenggaraan negara?.

Selain bertentangan dengan konstitusi dan mengabaikan realitas obyektif kondisi rakyat yang begitu memprihatinkan. Pemikiran sesat dan upaya kasak-kusuk mengolah perpanjangan jabatan presiden menjadi tiga periode. Apalagi sampai mengamandemen UUD 1945 tentang masa jabatan presiden yang sudah baku dua periode demi kepentingan sesaat. Bukan saja membunuh demokrasi dan melukai hati nurani rakyat, lebih dari itu syahwat kekuasaan yang menghalalkan segala cara,  terkesan  bagai orang kesurupan yang membabi-buta.

Keinginan menjadi presiden untuk periode ketiga, saat belum genap dua periode menimbulkan kesengsaraan rakyat dan nyaris menghancurkan kehidupan bernegara dan berbangsa. Entah keinginan baik itu dari presidennya sendiri maupun orang disekelilingnya atau bahkan dari ormas relawan pendukungnya. Hasrat  sarat siasat itu hanya menunjukkan rezim ini memang benar-benar dalam kedunguan tingkat akut dan krisis moral yang identik dengan kebiadaban. Tanpa malu karena miskin prestasi, menjadi penguasa yang dzolim karena berorientasi harta dan jabatan serta memisahkan kehidupan rakyat dari kemakmuran dan keadilan.

Aspek politik, ekonomi, hukum, sosial budaya dan pertahanan keamanan, cenderung mengalami distorsi yang diikuti kerusakan struktural dan sistemik menahun. Negara  secara internal begitu tajam mengalami degradasi kemanusiaan, sementara secara eksternal terus tereliminasi dalam pergaulan internasional. Negeri nusantara larut menjadi bangsa kacung yang primitif dan tak bermartabat. Konflik sesama akibat pembelahan sosial, berebut kekuasaan dan saling membunuh demi memenuhi kepuasan harta dan jabatan. Menjadi identifikasi paling relevan bagi Indonesia meskipun mengusung Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. 

Dengan tingkat pendapatan perkapita paling rendah dilihat dari ukuran sebagai negara dengan kekayaan alam berlimpah. Kemudian terus-nenerus mengalami penurunan indeks demokrasi dan penegakan hukum. Serta yang paling miris terjadinya kemerosotan budaya yang tercermin dari kemiskinan ahlak seiring kemiskinan ekonomi bangsa. Pantaslah negeri ini dikatakan dipimpin oleh para pejabat yang tidak kompeten, tidak akuntabel dan nihil integritas. 

Kepemimpinan yang tidak manusiawi, yang tega dan acuh mengorbankan rakyatnya demi kepentingan pribadi dan kelompok. Membuat para pemangku kepentingan publik itu, tak ubahnya seperti gerombolan  berwujud manusia yang dominan kerasukan setan.

Melalui sokongan oligarki, tampaknya rezim ini terlalu percaya diri sekaligus tak tahu diri. Mengambil ancang-ancang berupaya merekayasa politik demi presiden tiga periode sebagai target utama. Sembari menyiapkan presiden boneka lainnya yang sejalan dengan rezim sebelumnya dan tentunya menjadi anak haram mafia-mafia yang membajak negara dan tak tersentuh hukum itu, sebagai opsi kedua. Ormas relawan bersama sub koordinat lainnya rezim  yang ngga jelas peran dan fungsinya buat rakyat, terus menggongong menyuarakan presiden tiga periode sembari berharap tetap dalam zona  nyaman menikmati kue kekuasaan.

Tanpa disadari menutup mata, telinga  dan batin dari kenyataan pahit yang dialami rakyat dan negara bangsa Indonesia.

Tak lagi dapat membedakan mana kebenaran dan kejahatan, mana yang hak dan batil serta mana kejujuran dan kebohongan. Boleh jadi sisi-sisi kemanusiaanya telah raib dari jiwa raganya, perlahan namun pasti bertransformasi menjadi iblis kekuasaan.

Iblis yang bernafsu tiga periode.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar