SPACE IKLAN

header ads

Binmas Islam Kemenag- RI Gelar FGD Dan Pelatihan MPMB Bersama Lakpesdam NTB, Guna Masifkan Peran Masjid

Binmas Islam Kemenag- RI Gelar FGD Dan Pelatihan MPMB Bersama Lakpesdam NTB, Guna Masifkan Peran Masjid.

Oleh. DVD
Kamis 8 Desember 2022.

MATARAM, WARTABUMIGORA -- Pada fungsinya Masjid merupakan sarana ibadah ummat muslim, di zaman Rasulullah Masjid dijadikan juga sebagai tempat membahas berbagai hal seperti Piasah/ politik. Seiring perkembangannya masjid menemukan daya dukungnya, salah satunya pada Pelaksanaan Hari Besar Isalm (PHBI) dan aktivitas pendidikan. Atas hal tersebut Kementerian Agama RI melalui Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam Kemenag-RI) menggelar Fokus Group Diskusi (FGD) dan Pelatihan kegiatan Masjid Pelopor Moderasi Beragama (MPMB) selama dua hari (Rabu dan Kamis)  bersama Lembaga Kajian Dan Pengembangan Sumberdaya Manusia  (Lakpesdam) PWNU NTB di Garden Hotel Mataram, Kamis ( 08/12/2022 ). 

"MPMB ini menjadi perogram perioritas Kemenag- RI terutama untuk menggeraka keterlibatan civilsoceity pada sisi pemberdayaan, terutama yang bergerak pada bidang kegiatan keagamaan berbasis Masjid dalam memperkuat isu moderasi beragama," jelas Safaat staf Binmas Agama Islam Kemenag RI, Bidang Pelaksana Ke- Masjidan.

Disebutkan Safaat pelaksanaan perogram MPMB itu sudah ditentukan dengan cakupan yaitu, 1 Masjid Raya 10 Masjid Agung se- Kabupaten/ Kota  di NTB dan kurang lebih 30 Masjid Jami' di setiap kecamatan sebagai sampling. Kegiatan MPMB sendiri nantinya diharapkan dapat menjadi dasar untuk melengkapi berbagai kekurangan maupun kelebihan di setiap level masjid baik managrial struktural, pelaksanaan perogram termasuk ada sarana prasarananya (Sarpras).

"Intinya setiap masjid baik Masjid Raya, Agung dan Jami' memiliki keragaman. (-red) kita berharap MPMB ini jadi dasar melengkapinya termasuk kebutuhan sarprasnya, karena ini berkaitan juga dengan jamaah yang berkebutuhan khusus," jelasnya.

Dalam kegiatannya MPMB nanti mengumpulkan sejumlah data responden yang melibatkan Takmir, Khatib, Jam'iyah dan Guru Ngaji. Secara umum data yang dikumpulkan bersifat umum dan lebih pada managrial/ struktur pengurus, perogram dan sarpras. Kegiatan tersebut juga melibatkan unsur akademisi dan pegiat civilsocety berbasis kegaiatan agama di Masjid.

"Kita melibatkan berbagai pihak, hal itu untuk mengumpulkan data," katanya.

Dikatakan Safaat, keterlibatan masyarakat dalam memperkuat isu moderasi beragama pada tiga asfek yaitu, asfek profesionalisme dalam tataran managerial masjid, asfek modernisme pada penguatan unsur keagamaan Islam Wasitiyah (Isalm Moderat) dan asfek pemberdayaan.

"Jadi pada isu moderasi beragama ini lebih pada profesionalisme managrial, dan pemberdayaan jam'iyah masjid," katanya 

Dijelaskan lebih jauh, pondasi tiga asfek tersebut pada dasarnya melekat kuat pada masjid. Keterlibatan, peran aktif masyarakat dan perhatian pemerintah dinilai belum melakukan pola pendekatan yang utuh, saat ini umumnya masih ada masjid yang unggul di bidang yang satu namun kurang dibidang lainnya.

"Kalau kita lihat Masjid Agung di Kota lebih unggul di bidang managrial struktur, sementara di Masjid Jami' lebih pada pemberdayaan ekonomi dan aktivitas programnya lain lagi di Masjid Desa," jelasnya.

Secara umum masjid yang bersinggungan dengan masyarakat perkotaan (Masjid Agung) lebih profesional pada managrial sturktur, hal tersebut karena tanggung jawabnya dipegang pemerintah, nantinya permodelan MPMB nantinya diharapkan menggerakkan masyarakat menjadikan masjid sebagai tempat yang bisa dikolaborasikan dengan kegiatan- kegiatan pemberdayaan, ekonomi masayarakat secara serentak.

"Dengan MPMB yang diperioritaskan Kemenag- RI nantinya diharapkan dapat  dilaksanakan serentak," 

"Kita berharap kedepan MPMB ini dapat dilakukan secara serentak," imbuhnya.

Masjid dengan kategori Masjid Agung cenderung lebih kuat pada tataran managrial strukturalnya karena bersentuhan langsung dengan kewenangan pemerintah kabupaten/ kota, berbeda halnya dengan masjid Jami' di kecamatan justru kegiatan Imarohnya lebih dominan seperti pelaksanaan perogram perayaan hari- hari besar. Ia menilai perbedaan tersebut terletak pada keguyuban masyarakatnya.

Berbeda dengan masjid ditingkat desa kegiatan Muharromannya justru cenderung lebih pariativ karena unsur keterwakilan masyarakat/ jama'ahnya kompleks, yaitu mulai dari anak- anak hingga orang tua sekalipun.

"Jadi jelas sekali bedanya di kota (Masjid Agung) kemantapan managerial strukturnya, dikecamatan (Masjid Jami') pelaksanaan programnya dan di masjid di desa lebih pariativ mulai dari unsur anak- anak hingga orang tua  terlibat tapi lemah pada sisi managrial struktural dan pelaksanaan perogramnya," tukasnya.

Sementara itu Ketua Lakpesdam PWNU NTB Jayadi menyatakan, Khusus di NTB kegiatan MPMB ini mengkaper 41 masjid, mulai dari Masjid Raya, Agung dan Jami', Pelaksanaan kegiatan tersebut berlangsung selama satu bulan penuh. 

"Kita laksanakan di 10 Kabupaten Kota dengan sampling data 41 masjid," jelasnya

Pelaksanaan MPMB di NTB sendiri telah diputuskan Kemenag- RI bersama daerah lainnya, kendati itu NTB yang dikenal dengan daerah 1.000 masjid dipandang penting dilakukan pendataan guna memastikan kondisi dan gambaran masjid berdasarkan fungsinya. Salah satunya pada sarpras pemenuhan pelayanan peribadatan untuk kelompok rentan/ berkebutuhan khusus.

"Data MPMB ini nanti dasar untuk mempertahankan hal- hal baik seperti Masjid Ramah Anak, Inklusif, dan memenuhi seluruh akses pelayanan peribadatan untuk kelompok disabilitas," jelasnya

Sementara untuk pengumpulan data masjid, akan ada team yang diterjukan dan menyebar sesuai data masjid yang ditentukan. Team sendiri terdiri dari multi unsur, dari kalangan lembaga, Ormas dan komunitas lokal desa. 

"Kegiatan ini melibatkan enumerator, mereka dari keterwakilan beberapa unsur yang nantinya melakukan pengumpulan data," pungkas Jayadi yang juga aktivis jebolan PMII NTB.

Pelaksanaan MPMB merupakan perogram perioritas Kemenag- RI dan dilaksanakan di propinsi NTB mencakup, 1 Masjid Raya, 10 Masjid Agung tingkat Kabupaten/ Kota dan 30 Masjid Jami' pada tingkat kecamatan.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar