SPACE IKLAN

header ads

Kunker Jokowi di Bima, Disambut Tari Wura Bongi Monca dan Sarunai Tradisional Bima

Kunker Jokowi di Bima, Disambut Tari Wura Bongi Monca dan Sarunai tradisional Bima.

Oleh. Ipul
Kamis 29 Desember 2022.

BIMA, WARTABUMIGORA - Kedatangan Presiden RI, Ir, H. Joko Widodo, di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima disambut Tari tradisional Wura Bongi Monca, Rabu (28/12/22).

Tari tradisional Bima adalah ekspresi budaya daerah, Salah satunya adalah budaya “Tari Wura Bongi Monca” dan Sarunai tradisional Bima.

Kepala Sekolah SDN 2 Wawo Maria, Minarni, S.Pd, SD, selaku Ketua Sanggar Radias,  penata Tari dan musik, serta penata Rias, menyampaikan, Tari tradisional Daerah Bima mempunyai seni, budaya, tradisi yang indah dan menarik yang merupakan titipan dari leluhur pada masa kerajaan dan kesultanan. 

" Salah satunya adalah kebiasaan “Wura Bongi Monca”. "Wura artinya Menabur, Bongi artinya Beras dan Monca artinya Kuning, jadi "Wura Bongi Monca" dan Sarunai artinya tiup terompet tradisional Bima adalah tarian Menabur Beras Kuning. "Wura Bongi Monca," katanya. Kamis (28/12/2022).


Menurut dia, Beras Kuning adalah lambang kesejahteraan, kejayaan keluarga dan mengandung makna sebagai modal dalam kehidupan serta sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sarunai tradisional Bima adalah tanda hadir tamu dalam acara, atau kunjungan kerja seperti kedatangan presiden RI, Ir, H. Joko Widodo.

" Masyarakat Bima bila ada upacara adat seperti hari jadi Bima, menyambut tamu yang mengunjungi daerah, sunatan, hajatan dan lain-lain akan mengadakan acara menabur beras kuning dan tari wura bongi monca (tari menabur beras kuning), dan Sarunai tradisional Bima." Ujarnya.

Selain itu juga, Tari Wura Bongi Monca dan Sarunai tradisional Bima adalah sebuah tradisi atau adat bima yang berkembang pada masa kesultanan Abdul khoir sirajuddin, yang memerintah antara tahun 1640 – 1682. 

Sedangkan para penarinya untuk menarik perhatian yang berkunjung ke Dana Mbojo atau tanah bima, sebab penarinya terdiri dari darah-darah ayu, dengan gerakan yang lemah gemulai di sertai dengan wajah anggun lagi syahdu dan menabur Bongi Monca atau Beras Kuning sebagai simbol menyambut tamu dan doa restu.  

"Harapan kehadapan tuhan yang maha kuasa agar para tamu selalu bahagia aman dan sejahtera." Kata dia.

Pada masa kesultanan tarian ini biasa digelar untuk menyambut tamu-tamu sultan. Tarian ini dimainkan oleh 6 sampai 10 remaja putri dalam alunan gerakan yang lemah lembut disertai senyuman sambil menabur beras kuning kearah tamu. 

Tidak hanya itu, Penaburan beras kuning ini memiliki makna bahwa bagi masyarakat Bima. Sebagaimana dalam falsafah bima tamu adalah raja dan membawa rezki bagi masyarakat bima itu sendiri.

" Makanya tamu di sambut dengan semeriah mungkin oleh pemerintah dan masyarakat bima." Katanya.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar