SPACE IKLAN

header ads

Kenapa Harus Menolak Zulkieflimansyah Menjadi Gubernur NTB (Catatan Buram Pemimpin NTB)

Foto. Istimewa.

Karya Tulis oleh L. Mustiadi (Ketua Kerukunan Muda Lombok Selatan).

Menyikapi dalam kasus perkara nomor 224/Pid.Sus/2024/PN.Mtr, dalam sidang kasus pencemaran nama baik dengan terdakwa Junaidin alias Joni Junaedi, pemimpin redaksi (pemred) salah satu media online di Lombok, yang menyeret nama mantan Gubernur NTB Zulkieflimansyah dituduh berselingkuh dengan istri (yang kini sudah menjadi mantan istri) terdakwa dan Kasus perkara tersebut menjadi pembicaraan sorotan publik di NTB, bahkan santer dimuat dibeberapa media hingga menjadi pembicaraan nasional. 

Dalam Asas hukum dikenal dengan "asas praduga tak bersalah", bahwa setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan atau dihadapkan dimuka sidang pengadilan, wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap.

Artinya bahwa sampai dengan kekuatan hukum tetap belum diperoleh maka cuitan atau tuduhan junaidin alias Joni Junaidi tersebut masih berlaku, karena patut diduga ada asap pasti adanya api.

Mengapa ini menjadi penting untuk di ungkap dan dibicarakan, karena kepentingan bagi masyarakat NTB terhadap bergulirnya kasus tersebut sangatlah besar, karena pada kasus tersebut mengaitkan posisi Zulkieflimansyah seorang mantan Gubernur NTB yang kemudian juga akan menjadi calon kembali sebagai Bakal Calon Gubernur NTB pada perhelatan Pilgub NTB 2024. Oleh masyarakat NTB sebagai Gubernur NTB kedepannya dituntut memiliki trak record dan catatan pribadi yang baik. Karena Gubernur adalah jabatan publik yang harus dapat dipertanggungjawabkan didepan publik, yang juga diharapkan mampu menjadi tauladan dan rool model kepemimpinan NTB yang dapat dibanggakan.

Sebagaimana kriteria kepemimpinan di masyarakat Suku Bangsa Sasak haruslah memenuhi prinsip yaitu "Tindih" yang berarti seorang Gubernur NTB sebagai pemimpin NTB haruslah "beretika, bermoral dan selalu menjaga sopan santun serta keadaban".

Semoga NTB dan pulau Lombok khususnya yang terkenal dengan Pulau Seribu Masjid yang masyarakatnya sangat religius, memiliki pemimpin atau Gubernur NTB yang mengedepankan nilai-nilai dan moralitas.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar