SPACE IKLAN

header ads

Departemen Konservasi Gigi FKG UI Gelar Baksos di Lombok Tengah

Foto. Istimewa.

Minggu, 20 Juli 2024.
Oleh, Ihsan.
Editor, Baiq Nining.

𝓦𝓪𝓻𝓽𝓪𝗕𝗨𝗠𝗜𝗚𝗢𝗥𝗔.𝗜𝗗|𝗟𝗢𝗠𝗕𝗢𝗞 𝗧𝗘𝗡𝗚𝗔𝗛 - Sebanyak 73 orang dari departemen konservasi gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) menggelar bakti sosial (baksos) di Puskesmas Sengkol, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, 19-21 Juli 2024. Bakti sosial ini melibatkan guru besar, dosen, staff departemen konservasi, mahasiswa program spesialis konservasi gigi FKG UI serta dokter gigi umum maupun spesialis yang terbang dari Jakarta khusus ke Pulau Lombok untuk membantu pengobatan. 

Berbagai kegiatan baksos digelar diantaranya penambalan gigi sederhana, penambalan gigi estetik, perawatan saluran akar satu kunjungan hingga penyuluhan gigi dan mulut. Terdapat pula kegiatan baksos lainnya berupa penyuluhan pencegahan stunting, demo masak MPASI, donasi buku dan sembako, gathering night hingga wisata budaya. 

Berdasarkan pantauan, ratusan masyarakat Desa Sengkol dan sekitarnya hadir antusias mengikuti pengobatan gratis. Tampak anak-anak hingga orang dewasa hadir memeriksa gigi mereka, ikut penyuluhan stunting, dan berbagai kegiatan seru lainnya. 

Dalam kegiatan ini hadir Kepala Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG UI Prof. Dr. drg. Anggraini Margono, Sp.KG, Subsp. KE(K), Kepala Program Studi Spesialis Konservasi Gigi Dr. drg. Dini Asrianti, Sp.KG, Subsp.KE(K), kepala dinas sosial Lombok Tengah Dr Suardi, Dandim 1620 Lombok Tengah Kolonel Kav  Andi Yusuf Kartenagara.

Kepala Departemen Ilmu Konservasi Gigi FKG UI Prof. Dr. drg. Anggraini Margono, Sp.KG, Subsp. KE(K), mengatakan, program baksos ini merupakan program tahunan departemen konservasi gigi FKG UI.

"Baksos ini dilakukan dalam rangka mewujudkan butir ketiga dari Tridharma perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat. Alhamdulillah sejauh ini berjalan lancar," jelas Prof Anggraini. 

Prof Anggraini mengatakan, pihaknya juga melakukan kerjasama dengan dinas kesehatan Lombok Tengah guna melakukan pengentasan masalah gigi dan stunting. 

Pihaknya memilih NTB khususnya Lombok Tengah karena berdasarkan data yang diperoleh, karies gigi atau gigi berlubang masih cukup tinggi. 

"Kegiatan ini juga program dari pendidikan dokter gigi spesialis konservasi gigi serta program hibah tahunan dari Universitas Indonesia dengan skema kompetisi dan dalam hal ini Lombok Tengah merupakan daerah yang layak kami lakukan pengobatan dalam rangka menurunkan karies yang cukup tinggi," jelas Prof Anggraini. 

Ketua Pelaksana baksos drg Citra Kusumasari, SpKG Subsp KR(K) PhD mengatakan, ketersediaan dokter gigi dan dokter spesialis khususnya konservasi masih langka di NTB khususnya Lombok Tengah.

"Jadi bisa bilang masih sangat kurang. Jadi kami ikut membantu pelayanan pengobatan secara gratis," jelas drg Citra. 

Dikatakan drg Citra, angka stunting yang cukup tinggi di Pulau Lombok, pihaknya menyelenggarakan penyuluhan stunting bekerjasama dengan Dokter Umum Puskesmas Sengkol. Pihaknya juga memberikan makanan pendamping (MP) ASI yang diharapkan bisa menekan angka stunting. 

drg Citra mengungkapkan, baksos departemen konservasi gigi rutin diselenggarakan setiap tahun. Lokasinya setiap tahun berpindah-pindah disesuaikan dengan kebutuhan dan survei dari departemen yang telah dilakukan sebelum kegiatan. 

Lebih lanjut drg Citra mengungkapkan, adanya kegiatan ini diharapkan bisa mengurangi gigi berlubang dan bisa berkelanjutan diterapkan masyarakat dengan adanya penyuluhan yang diberikan. Adanya program sikat gigi bersama di SDN 04 Sengkol Lombok Tengah juga diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat sejak dini untuk melakukan pencegahan sebelum pengobatan. 

"Kami kedepan ada keinginan untuk mengadakan program berkelanjutan tahunan FKG UI setelah melakukan diskusi dengan dinas sosial, kepala poli gigi Puskesmas dan kades Sengkol. Kami harapkan bisa terus program ini dijalankan," beber drg Citra. 

drg menjelaskan, tahap paling mudah untuk mencegah gigi berlubang adalah mengajarkan penyebab gigi berlubang dan proses terjadinya gigi berlubang. Pihaknya dalam baksos ini menghadirkan dokter gigi umum dan spesialis untuk mengobati gigi berlubang bahkan sampai tahap lanjut yang mengenai saluran akar atau syaraf gigi. 

"Jadi sebenarnya ada juga perawatan akar. Jadi tidak langsung dicabut giginya tapi bisa dipertahankan sesuai indikasi. Karena masyarakat tahunya kan gigi berlubang, besar tahunya langsung dicabut. Padahal ada spesialis konservasi gigi yang merawat gigi berlubang bahkan yang sudah sampai saluran akar," imbuh drg Citra. 

Sementara itu, kepala dinas kesehatan Lombok Tengah Dr Suardi mengatakan, dari 29 Puskesmas di Lombok Tengah, terdapat 3 Puskesmas yang belum ada dokter giginya. Menurut Dr Suardi, jika ada dokter gigi di Lombok Tengah yang melanjutkan ke spesialis maka akan terjadi pengurangan. 

"kalau kita lihat mungkin dokter gigi ini kurang peminat atau mungkin seleksi yang terlalu ketat. Karena itu kami mohon jika ada yang mendaftar di FKG UI mohon kami diterima," harap Dr Suardi. 

Dikatakan Dr Suardi, harapannya supaya dinas kesehatan Lombok Tengah tidak kesulitan karena angka penyakit gigi juga tinggi. 

"Kami mengucapkan terima kasih kepada departemen konservasi gigi FKG UI yang telah memberikan penyuluhan dan edukasi serta pengobatan. Karena hampir sebagian besar penyakit itu lewat mulut," sebut Dr Suardi. 

Dr Suardi menjelaskan, pihaknya telah berhasil menurunkan angka stunting secara nasional, tapi sesungguhnya stunting juga bisa disebabkan karena penyakit gigi. Ibu hamil akan sulit mendapatkan asupan nutrisi jika mengalami sakit gigi. Oleh karena itu, keberadaan bakti sosial FKG UI sangat membantu pemkab Lombok Tengah untuk menurunkan angka penyakit gigi dan stunting di Lombok Tengah.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar