Oleh. Ihsan.
Tradisi nyongkolan adalah sebuah kegiatan adat yang menyertai rangkaian acara dalam prosesi perkawinan pada suku sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Kegiatan ini berupa arak-arakan kedua mempelai dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita, dengan diiringi warga masyarakat keluarga dan kerabat mempelai pria, memakai baju adat, serta rombongan musik yang bisa gamelan atau kelompok kecimol atau disertai Gendang beleq pada kalangan masyarakat sasak.
Dalam pelaksanaannya, karena faktor jarak, maka prosesi ini tidak dilakukan secara harfiah, tetapi biasanya rombongan mulai berjalan dari jarak 1- 2km dari rumah mempelai pria ke mempelai wanita yakni dari lingkungan embung bengkel kelurahan leneng ke lingkungan berme kelurahan renteng kecamatan praya.
Tujuan dari prosesi ini adalah untuk memperkenalkan pasangan mempelai tersebut ke masyarakat, terutama pada kalangan kerabat maupun masyarakat berme/wakul yang di mana mempelai perempuan tinggal, karena biasanya seluruh rangkaian acara pernikahan dilaksanakan di pihak mempelai laki-laki.
Sebagian peserta pada nyongkolan ini memakai baju adat yang bernama godek nongkek untuk pria dan lambung dan kebaya untuk perempuannya.
Pada masarakat sasak urutan baris iring-iringan dan pakaian yang di pakainya memiliki aturan ciri khas dari adat budaya sasak.
Hingga saat ini Nyongkolan masih tetap dapat ditemui di pulau Lombok, iring-iringan yang menarik masyarakat untuk menonton karena suara gendangnya ini biasanya diadakan selepas dzuhur di akhir pekan dan di lakukan iring iringan selesai sholat ashar atau sekitar jam 4 sore.
Apabila anda melakukan perjalanan antar kota di Lombok, maka bersiaplah untuk menghadapi kemacetan insidental akibat Nyongkolan yang dapat anda temui sepanjang jalan, apabila di akhir pekan tersebut biasanya banyak digelar pernikahan acara nyongkolan kali ini berasal dari Lingkungan embung bengkel Kelurahan leneng menuju lingkungan berme wakul kelurahan renteng kecamatan praya lombok tengah.
Gendang belek yang mengiringi mempelai tersebut bernama geger girang yang berasal dari kelurahan tiwu galih lingkungan ganti kecamatan praya yang beranggotakan berjumlah 38 orang dan tim pengamanan dari BKK yaitu badan keamanan kelurahan dan babinsa dr kelurahan leneng juga turut di siagakan dalam acara nyongkolan tersebut.
0 Komentar