Oleh : Muhammad Said Didu*
Setelah semua sendi-sendi kehidupan dirusak oleh Jokowdodo selama 10 tahun - masa depan Indonesia menjadi suram, bahkan terancam bubar atau minimal menjadi Negara Gagal.
Kerusakan terjadi pada semua aspek kehidupan :
1) Ideologi, Pancasila sudah tinggal cangkangnya;
2) Politik, Politik sudah dikendalikan oleh Oligarki dan yang terjadi adalah politik sogok-menyogok;
3) Ekonomi, Sumberdaya ekonomi sudah dikuasai oleh Oligarki dan rakyat diposisikan sebagai penerima belas kasihan dan penerima sogokan.
Ekonomi yg berkembang adalah ekonomi di bawah karpet (ekonomi ilegal - seperti judi, narkoba, korupsi, prostitusi, penyelundupan);
4) Sosioal-Budaya, Telah terjadi segregasi sosial, disparitas yang menganga, pecah-belah rakyat, moralitas dan etika sdh dibuang ke tong sampah, hukum ditentukan pemilik uang dan sdh menjadi komoditas dagang;
5) HanKam. Doktrin sapta marga dan sumpah prajurit TNI serta Doktrin Tribrata Polri serta jiwa patriotisme dan Nasionalisme sepertinya sudah disimpan di laci meja yg dikunci rapat.
Karier insan pertahanan dan keamanan lebih banyak ditentukan oleh kedekatan dan/atau kesediaan menjadi kacung Oligarki - bukan lagi atas dasar kemampuan professional, nasionalisme, dan patriotisme.
Kerusakan bangsa yg sudah mendekati paripurna tersebut maka sangat mendesak untuk kembali menormalkan pengelolaan negara.
Perbaikan Indonesia sepertinya tidak cukup dengan reformasi atau restorasi atau rehabilitasi - dibutuhkan RESET ULANG atau RESTART sistem pengelolaan negara.
Ciri Indonesia sudah kembali normal antara lain adalah :
1) Etika dan moral menjadi penuntun kehidupan berbangsa dan bernegara;
2) Nasionalisme dan patriotisme menjadi kriteria pengabdian pejabat dan aparat;
3) Professionalisme dan meritokasi menjadi dasar penentuan karier;
4) Integritas dan kejujuran menjadi kriteria penilaian utama;
5) Egalitarian, kebersamaan, kesetaraan, dan kesederhanaan menjadi basis kehidupan bermasyakat.
Inilah rangkuman pemikiran dari rangkaian diskusi bersama Sudirman Said.
0 Komentar