Oleh. Ardi Purnomo.
Sebuah kekuasaan yang berubah menjadi tiran dipastikan ada rekayasa macam macam metafora ilusi yang di ciptakan, dirancang untuk mengendalikan dan menundukkan rakyatnya hidup dalam tipuan dan kepalsuan dan kegelapan.
Kehidupan rakyat dipaksa masuk perangkap gelap dalam alam penuh rekayasa licik, kebohongan, manipulasi dan tipuan.
Keadaan penuh ancaman, intimidasi, siksaan dan hukuman bagi siapapun yang berani melawan penguasa tiran. Semuanya terikat pada ilusi dan konstruksi sistem tipuan .
Ketika disajikan informasi rakyat dalam bahaya rezim tiran, sang penguasa gelap mata akan melakukan tindakan keras untuk meredamnya.
Dengan gigih rezim akan membela dirinya bahkan ketika ada bukti bahwa ini rezim tiran korup, gagal, atau didasarkan pada kebohongan dan tipuan, pasti akan muncul pembenaran bahwa rezim sudah pada jalur konstitusi yang benar.
Semua sistem di belokan sesuai keinginan penguasaan, semua perangkat penyelenggaraan negara dalam doktrin yang sangat keras peluangnya tersisa hanya mengamini apapun keputusannya sang penguasa.
Saatnya alam tiba, akan membangunkan kesadaran, keberanian untuk melawan melepaskan diri dari kebiadaban, kezaliman yang diderita dan dialaminya.
Perjuangan perlawanannya rezim tiran, otoriter dan dzalim mustahil dengan cara cara normal. Hampir dipastikan harus di lakukan dengan cara keras dan bukan mustahil terjadinya people power atau revolusi.
Melepaskan diri sebagai ancaman, tekanan dan siksaannya penguasa tiran, zalim dan diktator artinya perang. Rakyat harus keluar dari alam gelap gulita, bangkit melawan musnahkan penguasa zalim.
Hilangkan ketakutan karena ketakutan berakar pada ketakutan yang diciptakan sendiri dari pikiran mereka sendiri, terperangkap oleh Ilusi. Sejatinya mereka tidak tahu siapa diri mereka sedang terperangkap dalam kegelapan.
0 Komentar