WARTABUMIGORA.ID|LOMBOK BARAR-Sudah saatnya kita mencuci otak kotor para pejabat yang dengan enteng menyebut tenaga honorer sebagai beban daerah. Sebuah pandangan dangkal yang lahir bukan dari nurani publik, melainkan dari ambisi pribadi: membangun proyek-proyek impian yang megah di atas penderitaan rakyat kecil, Hal tersebut di ungkapkan Erwin selaku aktivis Lombok Barat, Juma'at (31/10/2025).
Kendati demikian, Pemerintah Lombok Barat (Bupati) seolah lupa, bahwa pembangunan bukan hanya soal beton, aspal, dan gedung tinggi.
" Pembangunan sejati adalah tentang manusia, tentang bagaimana negara hadir untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), bukan sekadar memperindah wajah kota dengan proyek fisik yang menyilaukan mata, tetapi mengabaikan kesejahteraan mereka yang menjadi tulang punggung pelayanan publik." cetusnya.
Padahal, kata Erwin, Pasal 27 UUD 1945 dengan tegas menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
" Artinya, negara wajib menjamin hak-hak tenaga honorer, bukan malah menyingkirkan mereka atas nama “efisiensi anggaran"." jelas dia.
Erwin menyebut, tenaga honorer adalah bagian penting dari sistem pemerintahan. Mereka hadir di sekolah, puskesmas, kantor desa, dan instansi lainnya- bekerja dengan dedikasi tinggi meskipun gaji jauh dari layak.
" Tanpa mereka, roda pelayanan publik akan tersendat. Ironisnya, kerja keras itu sering kali tidak dihargai secara pantas." katanya.
" Kita butuh pejabat yang memiliki kesadaran kemanusiaan, bukan sekadar kemampuan mengatur proyek. Pembangunan fisik bisa menunggu, tapi pembangunan manusia adalah fondasi bangsa." lanjutnya.
Jika SDM diabaikan, maka seindah apa pun infrastruktur yang dibangun, semuanya akan rapuh, karena berdiri di atas ketidakadilan.
" Mari bersama-sama menuntut agar para pejabat membuka mata dan hati: berhentilah memandang tenaga honorer sebagai beban, dan mulai melihat mereka sebagai aset bangsa. Karena sejatinya, kemajuan negeri ini bukan diukur dari seberapa megah gedung pemerintahan, tapi dari seberapa sejahtera manusia yang bekerja di dalamnya." jelasnya.

0 Komentar