Proses belajar mengajar di rumah.
WARTABUMIGORA. LOMBOK BARAT - Dunia pendidikan merupakan sektor yang sangat terdampak dalam situasi pandemi virus corona covid-19 di Indonesia.
Sekolah diliburkan dan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah.
Sejumlah sekolah pun melakukan pembelajaran daring (online) menggunakan ponsel pintar atau smartphone.
Kebijakan lain, pemerintah menyediakan sarana belajar melalui media TVRI.
Namun, kebijakan tersebut nyatanya belum dapat diakses merata di masyarakat dengan berbagai faktor.
Sipakyah (35), seorang guru SDN 1 Pelangan di Kabupaten Lombok Barat terpaksa mendatangi satu per satu rumah seluruh muridnya untuk memberikan penjelasan materi pelajaran.
Pasalnya, tidak semua wali murid di kelasnya memiliki smartphone.
Sipakyah merupakan guru kelas V di SDN Pelangan 1 Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.
Sebenarnya, Sipakyah telah membuat grup WhatsApp (WA) yang berisikan wali murid.
Tujuannya, untuk membagikan materi pelajaran dan penugasan.
Namun, sebagian siswa-siswi tidak memiliki smartphone yang bisa untuk bergabung ke dalam grup WA yang Sipakyah buat.
Sipakyah, mengaku sudah menerapkan mengajar door to door sejak diterapkannya belajar dari rumah.
"Memang sudah ada tayangan belajar dari rumah di TVRI, kemudian saya nyari kontak seluruh wali murid kelas V," ungkapnya kepada wartabumigora.id melalui sambungan telepon, Minggu (5/5/2020).
Sipakyah, bersama rekannya di SDN 1 Pelangan Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Kini, di tengah pandemi Sipakyah terpaksa mendatangi satu per satu rumah seluruh muridnya untuk memberikan penjelasan materi pelajaran.
" Ternyata, ada sebagian orang yang tidak memiliki ponsel yang bisa dipakai untuk aplikasi WA." Katanya.
Terpisah Kepala Sekolah Mustalim menjelaskan, semenjak pandemi Covid-19 sistem mengajar di sekolah sangatlah terbatas, pasalnya para pendidik (Guru) saat ini di SDN 1 Pelangan tidak tanggung-tanggung secara doo to door langsung ke rumah murid, dengan belajar sistim kelompok. Hal itu disebabkan keterbatasan ponsel yang dimiliki siswa.
" Hal itu dilakukan hanya selama dua jam di masing-masing kelompok, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan di sekolah." Ucap Mustalim selaku Kepala SD.
Mustalim juga menjelaskan, kegiatan rutin mengajar secara door to door tersebut tentu diterapkan secara protokol, dengan memakai masker, cuci tangan dan sesuai prosedur kesehatan Covid-19.
" Insyallah kita telah siapkan tempat cuci tangan serta mengacu kepada protap kesehatan Covid-19. Dan semoga musibah ini cepat berlalu agar kita bisa lagi berkumpul dan belajar bersama di sekolah ini. Kita juga sangat kangen sama anak-anak." Ujar Mustalim. (ll).
0 Komentar