SPACE IKLAN

header ads

Kemenpora RI, Diskusi Tentang Cerita Pengibar Bendera

Berita Nasional
HEADLINE NEWS

Oleh. Mell
Editor. L. Muhasan
21 Agustus 2021.

  Jakarta - Penyelenggaraan upacara bendera Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-76 yang dilakukan melalui luring dan daring pada Selasa (17/8/2021) merupakan inovasi yang tepat di tengah pandemi COVID-19. Sehingga, ajang tersebut mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat di pelosok tanah air.

"Sebenarnya pelaksanaan yang seperti ini justru memperluas partisipasi masyarakat," ujar Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Asrorun Ni'am Sholeh dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang bertajuk "Cerita Pengibar Bendera" pada Jumat (20/8/2021).

Masyarakat dapat merasakan sakral dan khidmatnya upacara yang dimpimpin oleh Presiden Joko Widodo meski melalui virtual. Sehingga, dapat membuat nasionalisme masyarakat yang berpartisipasi melalui luring maupun daring dapat bergelora kencang kembali ketika mengikuti acara tersebut. 

"Memastikan masyarakat umum juga tetap bisa menikmati dan tetap tergugah untuk membangun negeri ini melalui partisipasi pada upcara tersebut," kata Asrorun.

Partisipasi masyarakat terhadap upacara yang digelar secara tersebut pun diluar dugaan. Presentase partisipasi masyarakat yang mengikuti upacara HUT Kemerdekaan RI ke-76 tersebut tidak kalah dibandingkan dengan partisipasi masyarakat pada tahuntahun sebelumnya. 

Bahkan, ada indikasi peringatan pada tahun ini lebih banyak partisipasi masyarakat. 

Karena, ada modifikasi-modifikasi penyelenggaraan acara yang melibatkan artis dan inovasi teknologi yang membuat penyelenggaraan kegiatan ini tetap semarak. 

"Pada saat yang sama dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia sekalipun tidak ketemu secara fisik," katanya. 

Penyesuain kondisi pandemi pada kegiatan HUT Kemerdekaan RI juga dilakukan ketika melakukan rekrutmen Calon Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Pada aspek ini, 

yang dilakukan adalah dengan menetapkan serangkaian protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Sehingga, setiap anggota yang direkrut secara berjenjang melalui pemerintah daerah terkait dapat dipastikan sehat dari wabah COVID-19. 

Dari mulai serangkaian karantina yang dilakukan secara ketat ketika sebelum keberangkatan hingga sampai di ibukota dilakukan secara ketat. Seluruh anggota yang lolos harus menerapkan prokes ini secara ketat dalam setiap waktu sebagai konsekunesi terpilih menjadi Paskibraka. 

Ini penting, karena Paskibraka merupakan salah satu dari pilar penting penyelenggaraan peringatan kemerdekaan di atas. "Penanganannya bersifat spesifik pada saat seleksi sudah tuntas kita lakukan. Dengan mengingatkan pentingnya langkah-langkah protokol kesehatan," tuturnya. 

Tak hanya dari sisi teknis penyelenggaraan, Kemenpora juga melakukan tambahan materi dalam pelatihan dan pendidikan bagi para Paskibraka terpilih. Semuanya mendapatkan pelatihan yang berkaitan dengan kebangsaan, Pancasila, Dasar Negara hingga literasi digital. Hal itu diberikan semata-mata untuk membuat kualitas para Paskibraka unggul setelah purna paskibraka.

Di sini, para pemuda-pemudi itu, diberikan bekal yang sangat berharga dalam pengembangan diri mereka. Khususnya, nilai-nilai yang saat ini memang sangat dibutuhkan untuk diketahui oleh para generasi penerus bangsa yang menjadi harapan Indonesia maju ke depan. 

Harapannya, ketika para paskibraka kembali ke wilayahnya masing-masing. Dapat membawa kisah inspiratif dan juga pengetahuan terhadap teman dilingkungannya masing-masing di masa mendatang. Dengan begitu, berpeluang membawa dampak yang positif bagi lingkungan sekitarnya, khususnya teman-teman di usia mereka.

"Dapat menjadi role model bagi lingkungan kelak, sehingga teman skitarnya ikut terbawa perubahan yang positif," pungkasnya. 


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar