SPACE IKLAN

header ads

Kelompok Tani Dikawasan Wisata Hijau Bilebante, Lombok Tengah Ikuti Program Gerakan Petani Digital 4.0

Berita Nasional
HEADLINE NEWS
Oleh. Wir
Editor. L. Muhasan
16 November 2021.

Lombok Tengah - Sejumlah kelompok tani di kawasan wisata hijau Bilebante, Pringgarata Lombok Tengah mengikuti program Gerakan Petani Digital 4.0 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Direktorat Ekonomi Digital dengan sangat antusias.

Kominfo memilih Bilebante menjadi salah satu daerah yang terlibat dalam implementasi pertanian digital tersebut. Program ini bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan bisnis pada setiap rantai nilai pertanian melalui pemanfaatan teknologi digital.

Panen raya yang berlangsung pada Kamis (4/11/2021) dihadiri oleh perwakilan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Dr.Rachmat, S.Si, M.Si, selaku Koordinator PadiIrigasi dan Rawa,  Asisten II Pemkab Lombok Tengah H. Nasrun M, dan Sekretaris DinasPertanian Lombok Tengah,TaufiqurrahmanPua.

Selain itu, juga hadir pakar pertanian Universitas Gadjah Mada, Eko Putranto, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (APTIKA) Kominfo Semuel Abrijani P secara daring, dan Koordinator Inisiatif Digital Sektor Strategis I (Pertanian, Maritim, Logistik) Kementerian Kominfo, Wijayanto.

Asisten II Pemkab Lombok Tengah, H. Nasrun M mengapresiasi program adopsi teknologi digital yang berlangsung di Bilebante. Hal itu dinilai sebagai terobosan baru dalam dunia pertanian. Menurut beliau, tidak sedikit jumlah petani di Bilebante yang sudah mahir menggunakan gadget.

“Petani harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksinya,” ujar Nasrun. Selasa (16/11/2021). 

Gerakan Petani Digital 4.0 ini menargetkan petani dengan komoditas tanaman pangan seperti padi dan jagung serta tanaman hortikultura seperti cabai dan bawang merah. 

Koordinator Inisiatif Digital Sektor Strategis (Pertanian, Maritim, Logistik) Kominfo, Wijayanto menyatakan bahwa Gerakan Petani Digital 4.0 ini telah berlangsung sejak pertengahan tahun 2021, di Desa Bilebante.

“Kami menggunakan alat sensor tanah dan sensor cuaca yang memberikan informasi lingkungan pertanian secara real time seperti suhu udara, curahhujan, arah angin, kelembapan tanah, suhutanah, PH tanah, hinggaelectrical conductivity,” ujar Wijayanto.

Rangkaian program itu dimulai sejak pemasangan alat internet of Things (IOT), sensor tanah dan cuaca, pendampingan petani dalam menggunakan teknologi digital, hingga pengambilan baseline data pertanian setempat.

Selanjutnya, alat tersebut mengirim pesan melalui aplikasi dan nantinya petugas memberikan rekomendasi tindakan yang diperlukan, seperti jumlah air yang diperlukan tanaman, jenis pupuk yang dibutuhkan, hingga rekomendasi waktu pemupukan.

“Nanti kelompok tani mengunduh aplikasi untuk memperoleh rekomendasi dan informasi dari alat tersebut,” tambahnya.

Untuk sensor tanah mampu menjangkau area dengan radius 500 meter hingga 1 kilometer, sementara sensor cuaca bisa menjangkau area dengan radius hingga tiga kilometre (km). Alat sensor tersebut juga dapat dipindahkan sesuai kebutuhan.

Wijayanto menjelaskan, Gerakan Pertanian Digital 4.0 ini juga dilaksanakan di KabupatenPasaman Barat dan Kabupaten Malang. Hasilnya pun sangat memuaskan dengan penambahan jumlah produksi padi dari 10 ton menjadi 12 ton.

 “Peningkatannya sampai 20 hingga 30 persen. Juga bisa menghemat pupuk karena pola tanamnya terkontrol,” ujarnya.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar