SPACE IKLAN

header ads

Lalu Ahmad Ismail Usul Ke Presiden, NTB Layak Jadi Ibu Kota RI

Berita Nasional 
HEADLINE NEWS
Oleh. ll
Editor. L. Muhasan
23 November 2021.

Mataram - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok adalah bukti Indonesia mampu bersaing dengan Negara berkembang lain nya di dunia, terutama daerah Nusa Tenggara Barat NTB cukup layak dikatakan pusat Indonesia, pasalnya saat ini Negara-negara lain di dunia sudah mulai melirik Indonesia sebagai pusat investasi dunia. Hal tersebut di sampaikan Anggota DPR NTB asal Sekotong Lalu Ahmad Ismail saat ditemui wartawan di Mataram. Selasa (23/11/2021). 

" Ya tentu kita buktikan dari banyaknya bangunan-bangunan, terutama bangunan hotel megah dan berbintang," Ujar Lalu Ismail Anggota DPRD NTB dari fraksi Golkar tersebut. 

Menurut Lalu. Ahmad Ismail, hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya bangunan-bangunan Hotel yang berbintang serta terselenggaranya perhelatan World Superbike (WSBK) di Kawasan Mandalika, yang sebentar juga akan terselenggaranya MotoGP pada Maret 2022 mendatang. 

" Ya menurut saya NTB layak diusulkan jadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia, apalagi di wilayah kita termasuk dataran tinggi yang jauh dari bencana banjir," Cetusnya. 

" Dan saya akan usulkan ke Presiden supaya NTB dijadikan Ibu Kota Negara Republik Indonesia walaupun saat ini ada wacana di Kalimantan Timur," Tambah Dewan dapil Lombok Utara Lombok Barat. 

Sebelumnya pemindahan Ibu kota sudah digulirkan sejak lama, bahkan sejak era kepemimpinan Presiden RI ke-1 Ir Soekarno. 

Jika berkaca pada sejarah, dulu Ibu kota negara sempat dipindahkan dari Jakarta. Perpindahan pertama terjadi enam bulan setelah Proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945, yang tepatnya pada 4 Januari 1946.

Saat itu Belanda yang belum rela jajahannya lepas kembali ke Indonesia Ibu kota diusulkan pindah ke Yogyakarta oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII karena Jakarta dianggap tak aman dan terjadilah pemindahan itu. 

Yogyakarta dipilih sebagai ibu kota baru karena lokasi yang aman dengan adanya dua benteng alam, yaitu Gunung Merapi di bagian utara dan Samudera Hindia di bagian selatan.

Dua tahun berselang ibu kota sempat pindah ke Bukittinggi. Agresi militer kembali dilancarkan oleh Belanda. Soekarno kala itu memilih Bukittinggi sebagai ibu kota baru kala Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Pemindahan ibu kota ke Bukittinggi terjadi pada 19 Desember 1948.

Bukittinggi dipilih sebagai ibu kota saat PDRI karena dua hal. Pertama, ada Sjafrudin Prawiranegara yang digadang-gadang sebagai pemimpin PDRI kala para pemimpin pemerintahan tertangkap.

Kedua, letak geografis Bukittinggi yang mendukung karena bentang alamnya. Keberadaan Gunung Singgalang di bagian selatan dan Lembah Sianok di utara dan barat dapat melindungi ibu kota dari serangan musuh.

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar