Ide dan gagasan tersebut datang dari pemikiran jernih yang dari kenyataan nya, wilayah lahan kering di Desa Mareje cukup terbilang luas dan saat ini sebagian besar oleh pemiliknya masyarakat setempat tidak di manfaatkan dan di biarkan saja kosong hanya di tumbuhi pepohonan lokal dan semak-semak ilalang yang tidak mempunyai daya jual tinggi.
H. Muchsin mengatakan, porang ini mempunyai nilai ekonomi yang sangat liar biasa bagi masyarakat. Apalagi ditengah pandemi Covid-19, pertanian bisa digerakkan memulihkan ekonomi masyarakat Mareje.
" Luar biasa nilai ekonomi dari porang ini. Saya pikir sekarang kedepannya, lahan-lahan yang tidak efektif kita galakkan juga tanaman porang terlebih nanti kita mempunyai kawasan hutan lindung yang gundul kita tanami porang," Katanya.
H. Muchsin dengan latar belakang Aktifis itu mengungkapkan, rencana pembuatan budidaya porang ini sudah di lakukan di Dusun Kondong dan Dusun Nonen sebanyak 150 Hektar lahan milik masyarakat dan bekerja sama dengan perusahaan luar yang dibiayai oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).
" Dan kami tertarik karena sistemnya sangat menguntungkan sekali untuk petani," Ucap Kades.
Di tahun 2022 ini lanjut Kades, dirinya akan lebih memprioritaskan hutan lindung yang mempunyai luas yang cukup banyak, tentu hal tersebut pemerintah desa kerja sama dengan pihak kehutanan.
" Kita sudah koordinasi dengan kehutanan dan mereka (Kehutanan) sangat mendukung hal tersebut," Katanya.
Ia berharap ke depan dengan adanya kegiatan penanaman porang tersebut tentu ekonomi masyarakat Mareje lebih meningkat.
0 Komentar