SPACE IKLAN

header ads

Refleksi Kemerdekaan RI Ke-77 : Lombok Memiliki Sejarah Perlawanan Heroik Terhadap Penjajah

Diskusi Refleksi Kemerdekaan RI Ke-77 di gelar oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Lombok Barat pada hari Jum'at (11/8/2022) di Loby Disarpus. 

Oleh. L. Emmy/rd.
Sabtu 13 Agustus 2022.

LOMBOK BARAT -- Diskusi Refleksi Kemerdekaan RI Ke-77 di gelar oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kab. Lombok Barat pada hari Jum'at (11/8/2022) di Loby Disarpus. Dalam diskusi ini menghadirkan 2 (dua) narasumber yakni Ahmad Sugeng (Gegen) dari Pemerhati Sejarah LHSS dan Zulhakim dari Pemerhati Sejarah LHSS/Wartawan Senior NTB. Kegiatan ini juga dihadiri dari berbagai macam kalangan diantaranya Staf Ahli Bupati Lombok Barat L. Najamudin, Dr. Ahyar Fadli (Rektor Universitas Qamarul Huda Bagu), Kadis Kominfotik Kab. Lombok Barat Ahad Legiarto, Kadis Disarpus Kab. Lombok Barat Saeful Ahkam Mahfuz, Pemerhati Budaya, Asosiasi Guru Sejarah Indonesia NTB, Mahasiswa dan Pelajar.

Dalam pemaparan sebagai narasumber pertama Zulhakim menerangkan masyarakat Lombok dalam konteks Kemerdekaan Republik Indonesia dipengaruhi kaum intelektual. Peran kaum intelektual sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan. Kaum terpelajar ini dimotori oleh para Tuan Guru yang lahir dari pondok pesantren. "Kaum terpelajar Lombok dimotori oleh Tuan Guru kita dari pondok pesantren". ulasnya.

Zulhakim menjelaskan sebelum itu masyarakat Lombok melakukan gerakan-gerakan perlawanan tradisional. Gerakan perlawanan sasak tradisional diantaranya Gerakan Islam Sapuk Putek, Gerakan Dewi Anjani, dll. Gerakan sasak tradisional di Lombok Barat sekitar tahun 1819 dipimpin oleh Guru Dane (Raden Mas Kumala) Kuripan. "Gerakan sasak tradisional di Lombok ada Gerakan Islam Sapuk Putek, Gerakan Dewi Anjani dan Guru Dane dll". Jelasnya.

Senada dengan hal tersebut Ahmad Sugeng (Gegen) mengutarakan banyak peristiwa sejarah perjuangan kemerdekaan yang terjadi di Lombok. Masih terekam dengan baik pada tanggal 25 Agustus 1894 pada malam hari terjadi serangan yang menewaskan Jenderal dan serdadu Belanda yang banyak. Sehingga tercatat dalam sejarah adanya medali pertempuran yang dahsyat yakni pertempuran Aceh dan Lombok,  medali Lombok Cross.  "Di Cakranegara terjadi serangan pada malam hari yang menewaskan Jenderal Van Haam dan serdadunya yang banyak, ini pertempuran dahsyat". Jelasnya.

Sementara itu Dr. Ahyar Fadli menyampaikan bahwa secara akademik sudah banyak karya-karya ilmiah yang mengangkat Sejarah Lombok. Namun tetap harus terus melakukan penggalian dan penelitian terhadap sejarah yang belum terungkap. Banyak literatur sebagai rujukan di masyarakat atau tempat lain untuk diteliti. "Ini bisa menjadi referensi atau rujukan baru, masih banyak yang bisa kita temukan". Ujarnya.

Sedangkan Staf Ahli Bupati Lombok Barat L. Najamudin dalam kesempatan ini mendorong generasi muda untuk memperbanyak Pahlawan Nasional dari NTB. Banyak tokoh yang memenuhi syarat untuk dijadikan Pahlawan Nasional baik dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Tergantung sekarang generasi muda dalam mempersiapkan dan memperjuangkan tentu pemerintah daerah akan mendukung. "Banyak tokoh-tokoh yang layak untuk diajukan, kita harus memperbanyak pahlawan nasional dari NTB dan ini menjadi tugas generasi muda". Tegasnya.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lobar Saeful Ahkam Mahfuz menyimpulkan bahwa masyarakat Lombok memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan. 

Hal ini perlu pengkajian secara teknis dan dilakukan secara masif. Diskusi harus dilakukan secara aktif dan berkala yang melibatkan banyak pihak. "Kesimpulan kita Lombok berperan besar dalam kemerdekaan". Tutupnya.

Baiq Laela Apriana, S.Pd Guru SMAN 1 Pujut sekaligus Anggota AGSI NTB merasa penasaran dengan Sejarah Lombok. Hal ini didasari oleh minim sekali ada buku referensi yang menjabarkan tentang sejarah Lombok. Sehingga ia berharap kedepan ada buku yang bisa dijadikan rujukan oleh Guru Sejarah di NTB. "Penasaran dengan Sejarah Lombok dengan buku referensi sehingga ada rujukan dalam mengajarkan siswa". Tuturnya.

Hal sama juga disampaikan oleh Ibu Khusnul Guru SMKN 1 Lembar tentang sejarah Lombok agar menjadi tulisan sejarah yang dipublikasikan dan menjadi rujukan. Ia khawatir para siswa atau generasi muda tidak tahu akan sejarahnya. Sehingga bagi guru sejarah ada buku rujukan dalam pembelajaran. "Runtuhnya suatu bangsa karena generasi muda yang tidak tahu akan Sejarah Bangsa". Serunya.


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar