WARTABUMIGORA.ID, BIMA, - Rumah tidak layak huni milik Seorang pasangan suami istri (Pasutri), Syaifudin, dan Rukmini, warga RT 17/07, Desa Tangga Kecamatan Monta Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB), sangat memprihatinkan.
Pantauan Awak media ini, Kamis (24/07-2025), rumah tersebut sudah tidak layak huni, karena dindingnya separuh Bilik dan teriplek separuhnya papan itu sudah lapuk dimakan rayap, bahkan ditempel seng bekas disamping kamar tidur.
Termasuk kayu atap penyangga genteng, sewaktu-waktu bisa ambruk karena dimakan usia. Sebagian gentengnya juga telah pecah, sehingga jika musim hujan tiba rumah yang ditempatil pasutri bersama 2 anaknya yang masih sekolah tersebut akan kebocoran oleh derasnya air hujan.
Kepala keluarga, Syaifudin pekerjaannya buruh tani untuk menyekolahkan anak-anaknya , karena kondisi memprihatinkan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tidak menentu.
“Kadang-kadang Syaifudin Sakit sakitan,“ kata seorang warga setempat.
Orang-orang sekitarnya yang iba dengan nasibnya. Ironisnya, pemerintah setempat terkesan tutup mata dengan kondisi rumah keluarga miskin dengan bilik papan, dan seng bekas tersebut.
Padahal ada beberapa program pemerintah mulai dari pusat, provinsi serta daerah sendiri yakni program bedah rumah tidak layak huni.
Maemuna warga setempat mengatakan, ia sangat prihatin dengan tempat tinggal tersebut, bahkan menurutnya dapat mengancam keselamatan nyawa orang yang berada di dalam rumah itu. Karena sewaktu-waktu bisa roboh atau ambruk, apalagi saat musim hujan tiba disertai angin kencang.
“Seharusnya aparat Desa Tangga membantu warganya malah cuek tak menghiraukanya lebih serius memperhatikan kondisi rakyat nya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Paling tidak memberikan bantuan program rumah tidak layak huni, agar mereka bisa tinggal lebih layak,” ujarnya.
Ia berharap, pemerintah lebih peka dengan mengunakan hati nurani memperhatikan kehidupan masyarakat yang ada di bawah. Karena kenyataannya masih banyak rakyat yang hidupnya pas-pasan, sementara pejabatnya bergelimang kemewahan.
Ketimpangan dan kesenjangan sosial sangat tinggi antara yang kaya dan miskin. Ini terjadi karena para pejabatnya tidak mempunyai kepekaan sosial dan kepedulian terhadap rakyat yang tidak mampu.

0 Komentar