SPACE IKLAN

header ads

Segitiga Emas Bali-NTB-NTT: Takdir Baru Ekonomi Timur Indonesia

Foto. Istimewa.

LAPORAN: ll
SELASA, 4 November 2025.

WARTABUMIGORA.ID | MATARAM – Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menegaskan pentingnya memperkuat integrasi pembangunan antara Bali, NTB, dan NTT sebagai satu kesatuan ekonomi strategis kawasan timur Indonesia. Konsep ini dikenal sebagai “Golden Triangle” atau Segitiga Emas Bali–NTB–NTT, yang kini telah diakui dalam RPJMN dan struktur pemerintahan nasional.

“Pendekatan bahwa Bali–Nusa Tenggara ini adalah satu kesatuan ekonomi sudah diterima dalam RPJMN dan struktur pemerintahan. Jadi, pusat hingga daerah kini memandang kawasan ini sebagai satu frame pembangunan,” ujar Gubernur Iqbal dalam pertemuan di Gedung Kertha Sabha, Denpasar, Senin (3/11/2025).

Menurutnya, kolaborasi tiga provinsi ini akan memperkuat konektivitas, menciptakan kawasan pertumbuhan baru, dan menegaskan posisi Bali–NTB–NTT sebagai episentrum ekonomi di timur Indonesia. “Ketiganya saling melengkapi, bukan bersaing,” tegasnya.

Momentum kerja sama ini dinilai tepat karena bertepatan dengan penyusunan program dan anggaran tahun 2026, sehingga hasil kesepakatan dapat langsung diimplementasikan dalam kebijakan pembangunan daerah.

Iqbal menyebut NTB memiliki posisi strategis sebagai penghubung antara Bali dan NTT, baik secara ekonomi maupun budaya. Namun ia juga menyoroti tantangan seperti keterbatasan fiskal dan kemiskinan ekstrem yang masih mencapai 2%. Untuk itu, NTB meluncurkan program Desa Berdaya dan Desa Berdaya Transformatif di lebih dari seribu desa melalui kolaborasi lintas sektor.

“Masalahnya bukan kurang program, tapi kurang orkestrasi. Pemerintah provinsi kini bertindak sebagai orkestrator agar semua bergerak dengan arah yang sama,” jelasnya.

NTB disebut memiliki potensi ekonomi besar, mulai dari tambang emas dan tembaga di Lombok dan Sumbawa, pertanian jagung dan beras, hingga perikanan dan udang vaname. “Kami ingin belajar dari Bali soal pariwisata, dari NTT soal peternakan, sementara kami berbagi soal sumber daya alam,” katanya.

Tiga fokus utama kerja sama ini mencakup konektivitas logistik, energi hijau, dan promosi pariwisata terpadu. NTB tengah menyiapkan Pelabuhan Gili Mas sebagai hub logistik dan mengembangkan Bandara Internasional Lombok sebagai pusat penerbangan kawasan timur. Sementara dalam bidang energi, Iqbal mengusulkan pembangunan super grid Bali–NTB–NTT untuk menjadikan kawasan ini penyedia energi terbarukan bagi Bali.

Dalam sektor pariwisata, ketiga provinsi sepakat mengintegrasikan promosi bersama. “Daripada promosi sendiri-sendiri, lebih baik bersama. Wisatawan melihat Bali, Lombok, dan Labuan Bajo sebagai satu ekosistem,” ungkapnya.

Selain itu, kerja sama peternakan antara NTB dan NTT terus diperkuat. NTB kini menjadi jalur distribusi utama sapi dari NTT ke pasar nasional dengan volume mencapai 52 ribu ekor per tahun.

Pertemuan di Bali menjadi kick-off kerja sama ekonomi tiga provinsi yang akan dilanjutkan dengan penandatanganan MoU di Lombok dan pembahasan teknis di NTT. Kesepakatan ini diberi nama Kerjasama Regional Bali–NTB–NTT (KR BNN) sebagai simbol integrasi ekonomi kawasan timur.

“Kerja sama ini bukan sekadar pilihan, tapi takdir geopolitik dan ekonomi kita. Bali, NTB, dan NTT memang ditakdirkan untuk maju bersama,” tutup Gubernur Iqbal.

Gubernur Bali I Wayan Koster menyambut baik inisiatif ini sebagai kelanjutan sejarah “Sunda Kecil” yang kini dihidupkan kembali untuk menjawab kebutuhan masa depan. Sementara Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena berharap kolaborasi ini memperkuat ketiga provinsi dari aspek ekonomi hingga pembangunan kawasan.

“NTB, NTT, dan Bali harus makin kuat, mulai dari ekonomi, lalu meluas ke aspek lainnya,” ujarnya.


Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar